EmitenNews.com - Provident Investasi Bersama (PALM) bakal menerbitkan obligasi Rp1,25 triliun. Obligasi tahap II tahun 2024 itu, bagian dari rencana obligasi berkelanjutan II dengan target Rp5 triliun. Pokok obligasi ditawarkan Rp654,63 miliar dalam dua seri.

Seri A senilai Rp452 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8 persen per tahun, berjangka waktu 367 hari. Lalu, seri B sejumlah Rp202,63 miliar dengan tingkat bunga tetap 9,75 persen per tahun, berdurasi 3 tahun sejak tanggal emisi.
Sisa dari pokok obligasi yang ditawarkan maksimal Rp595,36 miliar akan dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort). Bila jumlah dalam penjaminan kesanggupan terbaik (best effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, atas sisa tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban perseroan untuk menerbitkan Obligasi tersebut. 

Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan. Bunga obligasi pertama akan dibayar pada 19 Juni 2024, sedang bunga obligasi terakhir sekaligus pelunasan pada 26 Maret 2025 untuk obligasi Seri A, dan 19 Maret 2027 untuk obligasi Seri B. 

Seluruh dana hasil obligasi, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan dengan urutan prioritas sebagai berikut. Sebesar USD70 juta atau sekitar Rp1,09 triliun digunakan perseroan untuk melakukan pembayaran dipercepat atas pokok utang perseroan kepada United Overseas Bank Limited (Bank UOB).

Itu berdasar perjanjian fasilitas untuk fasilitas kredit bergulir USD75 juta pada 31 Agustus 2023 antara perseroan sebagai peminjam, dan Bank UOB sebagai pemberi pinjaman, dan arranger. Pada 27 Februari 2024, perseroan telah melakukan penarikan USD70 juta atau sekitar Rp1,09 triliun. Perseroan akan melakukan pembayaran pokok utang maksimal USD70 juta atau sekitar Rp1,09 triliun.

Dengan begitu, saldo kewajiban perseroan dalam perjanjian fasilitas kredit bergulir USD75 juta setelah pembayaran dapat menjadi nihil. Asumsi nilai kurs digunakan untuk mentranslasi kewajiban keuangan dalam mata uang Dolar AS yaitu nilai kurs transaksi tengah Bank Indonesia per 27 Februari 2024 sebesar Rp15.635 per USD.
Kalau ada sisa, akan digunakan perseroan dan/atau anak usaha untuk mengembangkan portofolio investasi dalam bentuk pembelian saham pada satu atau lebih perusahaan tercatat sektor sumber daya alam, teknologi, media dan telekomunikasi, dan/atau logistik, atau efek bersifat ekuitas lainnya. (*)