Mahalnya Air Bersih Untuk Warga Muara Angke, PAM Jaya Coba Hadir
Ilustrasi pedagang gerobakan air bersih. Dok. Tribunnews.
EmitenNews.com - Kasihan warga Muara Angke, Jakarta Utara. Mereka mengeluhkan biaya hidup bertambah untuk memenuhi kebutuhan air bersih setiap air. Di sana, biaya air bersih mahal, mahal sekali malah, akibat tidak adanya akses air perpipaan di rumah mereka. Mereka sampai harus mengeluarkan, setidaknya Rp1 juta per bulan, untuk keperluan penyediaan air bersih. PAM Jaya sudah mencoba mengatasi masalah di lapangan.
Seperti ditulis Kompas, bahkan, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke, Jakarta Utara pun belum dilengkapi fasilitas air bersih. Pedagang hanya menyediakan air asin dari laut untuk membersihkan dagangan atau lapaknya.
Kondisi ini membuat warga harus membeli air bersih dari pedagang gerobakan untuk kebutuhan harian maupun berdagang. Salah satu pedagang udang, Suharto (60), mengatakan bahwa udang tambak yang ia jual tidak dapat dibersihkan menggunakan air asin karena akan menurunkan kualitas.
“Biasanya buat udang, khususnya udang-udang tambak kan, kalau udang laut sih bebas mau pakai air asin atau tawar enggak ada masalah. Tapi, kalau udang tambak disiram pakai air asin cepat berubah warnanya,” kata Suharto dalam keterangannya yang dikutip Rabu (3/12/2025) .
Dalam sehari, Suharto membeli satu hingga dua gerobak air bersih. Satu gerobak berisi 20 jerigen berkapasitas 20 liter. Harga dua jerigen atau satu pikul air mencapai Rp5.000. Jika membeli dua gerobak, ia harus mengeluarkan biaya sekitar Rp100.000 per hari. Dalam kondisi tertentu, biaya air bersih yang harus dipenuhinya bisa mencapai Rp500.000 hingga Rp1 juta per bulan.
Tidak berbeda dengan warga lainnya, Deni (17), yang juga mengandalkan air gerobakan untuk kebutuhan warungnya. Setiap hari ia membeli air di tukang gerobak untuk dagangan kopi, teh, mie, masak makanan lainnya.
Deni membeli dua pikul air per hari atau empat jeriken dengan biaya Rp12.000. Dalam sebulan, ia bisa menghabiskan sekitar Rp360.000 hanya untuk air bersih.
Ketua Subkelompok Pengendalian dan Penyediaan Air Bersih, Bidang Geologi Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Maman Supratman, menjelaskan bahwa kualitas air tanah di Muara Angke memang tidak layak konsumsi.
“Kualitas air di sekitar Muara Angke dan hulunya tepatnya sungai atau laut ke muara tidak cocok untuk dikonsumsi langsung,” ujar Maman, Kamis (28/11/2025).
Analisis Dinas Lingkungan Hidup tahun 2024, air di kawasan tersebut tidak memenuhi baku mutu untuk beberapa parameter seperti suhu, kekeruhan, TSS, pH, DO, amonia, dan nitrat. Hal itu lah yang membuat warga Muara Angke kesulitan mendapatkan air yang layak untuk kebutuhan sehari-hari.
Buruknya kualitas air itu membuat warga Muara Angke terpaksa membeli air dari pedagang keliling selama puluhan tahun.
Maman Supratman menegaskan, Dinas SDA tidak memiliki kewenangan menentukan harga air yang dijual pedagang gerobakan. Ia membandingkan harga air pikulan dengan tarif resmi PAM Jaya. Jelas lebih mahal harga air pikulan dari pedagang gerobakan.
“Harga air Rp5.000 per pikul sekitar 20 liter jauh lebih tinggi dibandingkan tarif air perpipaan PAM Jaya sekitar Rp1.050–Rp1.400 per meter kubik untuk kelompok berpenghasilan rendah,” ujarnya.
Air gerobakan lebih mahal hingga 30-200 kali lipat dibandingkan air PAM Jaya
Maman membandingkan, air pedagang gerobakan Rp5.000 per 20 liter atau setara Rp250.000 per kubik sedangkan PAM Jaya atau air perpipaan sekitar Rp1.000 - 7.000 per meter kubik tergantung golongan. Artinya, air gerobakan lebih mahal hingga 30-200 kali lipat dibandingkan air perpipaan PAM Jaya.
Karena itu, Maman Supratman menyarankan agar warga di Muara Angke bisa segera beralih ke air perpipaan karena jauh lebih murah dan aman.
Senior Manager Corporate & Customer Communication PAM Jaya, Gatra Vaganza, menyebut baru ada sekitar 709 pelanggan air perpipaan di Muara Angke. Di RW 22 Kampung Nelayan, baru 200 warga mendaftar sambungan baru dari total potensi 1.700 sambungan rumah.
Related News
Matangkan Skema Penyelesaian Utang Whoosh, Rosan-Purbaya Bertemu
BNN Ringkus Perempuan Jaringan Narkoba Fredy Pratama, Ini Peran BC
Sampai Rabu Ini, Korban Tewas Bencana Sumatera Bertambah jadi 770 Jiwa
TransJakarta dan TKDN Kembangkan Transformasi Transportasi Publik
Menteri LH Pastikan Puluhan Ribu Hektare Hutan Hilang di Sumatera
Praperadilan Ditolak, KPK Harap Proses Ekstradisi Paulus Tannos Lancar





