EmitenNews.com - Buah manggis menjadi produk perkebunan khas Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat yang sangat menjanjikan dari sisi ekonomi. Bahkan, buah berciri khas warna kulit merah keunguan itu, memiliki daya saing secara global. Nilai ekspor manggis tahun 2021 mencapai Rp1 triliun.


Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengatakan hal itu pada agenda Pelepasan Ekspor Manggis ke Guangzhou, Shanghai, China, di Dese Situ, Kecamatan Pondoksalam, Senin (7/2/2022). Dalam agenda tersebut juga nampak hadir Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto.


“Alhamdulillah, komoditi unggulan khas Purwakarta saat ini bisa menembus pasar internasional. Ini menjadi angin segar bagi kami. Sejauh ini, kami ekspor ke beberapa negara ASEAN, selain ke Tiongkok, China,” kata Ibu Bupati yang karib disapa Ambu Anne ini.


Pemkab Purwakarta mendorong peningkatan produktivitas perkebunan manggis ini, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Untuk perkuat kualitas, salah satu upayanya yakni dengan memberikan bimbingan mengenai Good Agricultural Practice (GAP) dan Standard Operational Procedure (SOP) kepada para petani.


“Dari sisi kuantitas kami terus mendorong bagaimana supaya produktivitasnya terus meningkat. Sehingga, kebutuhan domestik maupun ekspor bisa tetap terpenuhi,” kata Ambu Anne.


Dalam hal ini, pihaknya selalu disupport oleh Kementerian Pertanian. Sedikitnya ada 158 ribu pohon dan sudah teregistrasi 96 persen. Artinya, memenuhi syarat untuk ekspor. Pihak Pemkab terus melakukan sosialisasi pembinaan kepada para petani. Karena, mereka juga perlu pendampingan, semisal berkaitan dengan perubahan iklim, agar tetap beradaptasi.


“Manggis asal Purwakarta sudah terdaftar di Kementerian Pertanian sebagai varietas unggulan. Kami akan terus sosialisasikan kepada masyarakat, nanti permintaan semakin tinggi. Manggis Purwakarta varietas Wanayasa menjadi buah yang digemari untuk dikonsumsi,” ujarnya.


Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto mengatakan, ekspor saat ini, tujuannya ke China jumlahnya kurang lebih sekitar 3,5 ton yang dikemas dalam 500 boks, masing-masing kurang lebih sekitar 7 kilogram.


“Eksportirnya, PT Kujang Jaya Makmur ini seminggu 2 kali melaksanakan ekspor. Itu rutin, terus menerus tanpa henti. Nilai ekspor manggis kita tahun 2021 lalu mencapai Rp1 triliun. Totalnya, kurang lebih sekitar 25 ribu ton,” kata Prihasto.


Pada tahun 2021 terdapat sedikit penurunan, yang lebih disebabkan oleh faktor iklim. Kementerian Pertanian akan terus berupaya agar ekspor manggis setiap tahun terus bertambah. Jika ada kendala dan permasalahan, tentunya akan dikoordinasikan dengan pemerintah pusat.


Memasuki tahun 2022, buah manggis adalah primadona ekspor. Di luar negeri, manggis disebut Queen Of Fruit dan buah durian sebagai King Of Fruit. Jadi ratunya itu adalah manggis, rajanya itu adalah durian.


Prihasto Setyanto mengatakan, buah-buahan lainnya juga terus didorong pengembangannya. Ada salak, lengkeng, mangga. Mangga juga luar biasa. “Seluruh permintaan buah-buahan ini, di pasaran luar negeri itu unlimited. Tanpa batas. Artinya, pasarnya itu tidak terbatas. Berapapun kita punya, asalkan sesuai protokol ekspor, mereka itu siap, pasar tuh siap menerima.” ***