Direktur Distribution & Funding Bank BTN Jasmin menjelaskan latar belakang kerjasama dengan Gojek adalah untuk memperluas pembiayaan perumahan yang berbasis sektor informal. Jumlah mitra driver Gojek merupakan potensi luar biasa. Mereka punya penghasilan yang jelas meski tidak tetap. 


“Hal ini tentu saja sejalan dengan program pemerintah untuk membantu masyarakat dari berbagai sektor memiliki rumah melalui berbagai program yang telah dijalankan salah satunya BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan),” kata Jasmin. 


Jasmin menjelaskan untuk pilot project di Solo ini, BTN melakukan akad kredit dengan 16 mitra ojol Gojek. Mereka ini telah melalui proses seleksi menjadi nasabah yang eligible mendapatkan pembiayaan perumahan. “Kami menargetkan kerjasama ini berjalan di seluruh wilayah potensial di mana Gojek beroperasi. Kami menghitung sebanyak 200.000 mitra driver layak dan memenuhi syarat mendapatkan KPR,” katanya.


Direktur Eksekutif Segara Institut Piter Abdullah menilai program KPR bagi mitra pengemudi Gojek merupakan solusi konkrit untuk mengurangi backlog perumahan di Indonesia. Backlog merupakan selisih antara kebutuhan rumah dan dan ketersediaan rumah. 


Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik,  angka backlog kepemilikan rumah mencapai 12,75 juta. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah karena pertambahan keluarga baru yang diperkirakan sekitar 700.000-800.000 per tahun.


Menurut Piter, dalam program ini nilai sosialnya lebih tinggi dibandingkan nilai bisnisnya. Bila nilai bisnis yang dikedepankan, tentunya BTN akan memilih segmen masyarakat lainnya yang lebih mampu secara keuangan dengan nilai jual rumah jauh lebih mahal. "Bank harus memberikan nilai sosial kepada masyarakat. Karena mereka memiliki peran untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi jangan melulu ngomong soal profit, tapi tidak pernah membantu masyarakat," ujarnya.


Menurut Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi, BTN tidak hanya menuai apresiasi sebagai bank yang memiliki keberpihakan dan peduli terhadap pekerja di sektor informal, juga menikmati banyak benefit. Pertama, jumlah nasabah (number of account/NOA) bakal bertambah karena debitur KPR sudah tentu diharuskan membuka rekening bank. Pertumbuhan jumlah akun bakal berimplikasi kepada kenaikan volume transaksi, sehingga dapat mengerek pendapatan berbasis komisi (fee based income).