EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyudahi perdagangan Selasa (13/2/2024) di zona merah. Itu setelah melemah 1,20 persen alias 87,93 poin ke posisi 7.209,74. Padahal, sejumlah sentimen positif menyertai pergerakan IHSG sepanjang sesi perdagangan kemarin.

Nilai tukar rupiah terapresiasi ke posisi Rp15.569 per USD dari sebelumnya di Rp15.610 per USD. Yield obligasi tenor 10 tahun cenderung stabil dan market global cenderung berada di zona hijau.

Reza Priyambada, Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia mengatakan seharusnya IHSG tidak melemah dengan kondisi sentimen positif itu. Namun nyatanya justru ambles cukup dalam.

Koreksi terjadi karena investor cenderung mengantisipasi hasil pemilu. Market belum melihat arah jelas kemungkinan kemenangan salah satu pasangan capres-cawapres. Kondisi itu, cukup berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya dengan kontestan dua paslon dan market jelas arahnya lebih pro ke paslon Jokowi.

"Pemilu kali ini menghadirkan tiga paslon. Dukungan diberikan ke tiga paslon tersebut terpecah. Bisa dikatakan tidak ada yang terlalu dominan," ujar Reza dalam risetnya, Rabu (14/2).

Kondisi Pemilu saat ini berbeda sehingga memicu potensi terjadinya putaran kedua sehingga arah sentimen pasar dimungkinkan akan kembali berubah. Diperkirakan pada perdagangan Kamis-Jumat esok dan lusa, kondisi market akan cenderung variatif dengan melihat hasil perolehan sementara.

"Apalagi rekapitulasi perhitungan berlangsung hingga Maret nanti maka sentimen pun belum jelas terlihat hingga  final result . Bahkan dimungkinkan variatif melemah jika terjadi dua putaran yang berarti sentimennya menjadi belum jelas," sambungnya.

Apabila terjadi dua putaran maka ketidakjelasan ini bisa berlangsung hingga Oktober 2024. Hanya saja sentimen ini bisa saja hanya sesaat, sepanjang sentimen lainnya seperti kondisi bursa saham global, pergerakan nilai tukar, rilis data-data ekonomi hingga rilis kinerja  full year  para emiten menghasilkan kondisi yang positif.

"Paska Pemilu kondisi market bisa cenderung positif karena dianggap yang memenangi Pilpres merupakan pasangan pilihan market secara mayoritas. Ditambah dengan pilihan kabinet kementerian yang dianggap pro pasar semisal dengan program pembangunan infrastruktur, peningkatan kegiatan manufaktur, dan lainnya yang bertujuan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa konsisten bertumbuh," ujar Dia.

Hingga pagi ini lembaga survei Indikator Politik Indonesia melakukan hitung cepat atau quick count hasil Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 di seluruh provinsi di Indonesia. Menurut quick count yang dilakukan Indikator Politik Indonesia hingga Kamis (15/2/2024) pukul 06.00 WIB, paslon nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih unggul cukup dominan dibandingkan para persaingannya, paslon nomor 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Berdasarkan hasil quick count sementara yang masuk, pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan 58,00% suara. Paslon ini berhasil unggul di 10 wilayah berdasarkan pembagian wilayah sampel dari hasil quick count Pilpres 2024 yang diselenggarakan Indikator Politik Indonesia.

Reza juga menyatakan, jika dilihat dari berita tersebut maka bisa diasumsikan untuk pasangan Prabowo-Gibran akan memenangi Pilpres kali ini. dan sudah melebihi perolehan suara di atas 50%. Dari sisi sentimen, harusnya bisa positif karena memberikan kepastian bahwa Pilpres bisa berlangsung hanya 1 putaran. Seperti ulasan sebelumnya, bahwa market belum terlihat akan ke arah mana dari pasangan capres-cawapres karena kondisi Pilpres kali ini berbeda dengan Pilpres sebelumnya namun, dari sisi sentimen apakah akan 1 atau 2 putaran telah jelas. Tampaknya akan berlangsung 1 putaran.

“Sebelumnya telah disampaikan bahwa emiten-emiten yang berhubungan dengan para paslon tersebut tentunya dapat terimbas positif secara sentiment jika paslon yang diusungnya memenangi Pemilu nanti. Untuk saham-saham ini bisa dicek di masing-masing pendukung para paslon. Ada INDY, VKTR, BRMS, PMMP, MNCN dan beberapa lainnya. So, dengan asumsi paslon Prabowo-Gibran yang memenangi perolehan suara Pilpres kali ini maka kita bisa asumsikan saham-saham yang berhubungan dengan paslon tersebut dapat terimbas positif. Pelaku pasar pun akan memanfaatkan momen tersebut untuk masuk ke saham-saham tersebut terlepas apakah saham-saham tersebut sudah merilis kinerja FY23 nya atau belum,” ujar Dia

Sejumlah saham yang "terafiliasi" dengan pasangan paslon Prabowo-Gibran diantaranya ADRO, ADMR, WIRG, TOBA, PMMP, BUMI, BRMS, VKTR, ABBA, MARI, dan lainnya. Secara sentimen, dimungkinkan pelaku pasar akan melirik dan mentransaksikan saham-saham tersebut. Hal ini dengan asumsi dan persepsi saham-saham tersebut akan terimbas positif dengan terpilihnya Prabowo-Gibran meskipun secara riil juga harus dilihat lagi seberapa besar nantinya realisasi dari sejumlah program kerja mereka akan berpengaruh ke kinerja fundamental emiten-emiten tersebut. 

Di sisi lain, dalam suatu kesempatan Paslon Prabowo-Gibran sempat menyampaikan punya target besar di pasar modal dengan menargetkan kapitalisasi pasar saham menembus Rp 22.000 triliun di tahun 2027. Hal ini pun ditanggapi positif meski secara riil masih butuh effort lebih untuk dapat mewujudkannya terutama pendalaman terkait literasi dan inklusi keuangan dan investasi ke seluruh masyarakat baik di kota maupun desa.

Dalam ulasan sebelumnya, kami sampaikan Kamis-Jumat kondisi market diperkirakan akan cenderung variatif dengan melihat hasil perolehan sementara nantinya. Apalagi rekapitulasi perhitungan berlangsung hingga Maret nanti maka sentimen pun belum jelas terlihat hingga final result. 

Nah, dengan perolehan quick count tersebut meski sementara namun, bisa diasumsikan telah memberikan gambaran jelas sehingga diharapkan kondisi pasar saham, obligasi, maupun Rupiah bisa Kembali menguat (rebound) dari penutupan di Selasa (13/2) yang cenderung melemah dalam. Dengan adanya kejelasan tersebut maka diharapkan IHSG dapat rebound ke level 7280-7350 untuk resistensi dengan batas Bawah support di level 7100-7165. Rupiah diharapkan bergerak di level 15610-15500. Untuk saham-saham pilihan, selain bisa dipertimbangkan saham-saham yang "terafiliasi" dengan paslon tersebut, tentunya Ketika market mulai rebound maka saham-saham big caps akan juga menjadi pilihan diantaranya BBNI, PANI, BREN, BBCA, ASII, BBRI, AMMN, PTRO, BRPT, dan lainnya. (*)