EmitenNews.com—PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) masih mengalami defisit senilai USD30,06 juta pada akhir September 2022, atau berkurang 58,03 persen dibanding akhir tahun 2021 yang menyentuh USD71,634 juta.


Hal itu ditopang laba bersih pada akhir kuartal III 2022 yang mencapai USD41,347 juta atau melonjak 720 persen dibanding akhir September 2021 yang terbilang USD5,966 juta.


Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal III 2022 tanpa audit emiten tambang batu bara grup MNC itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/10/2022).


Namun sangat perlu diperhatikan adalah aset emiten batubara grup MNC ini mengalami lonjakan dari USD99,94 di akhir Desember 2021 menjadi USD161,41 per 30 September 2022.


Sayangnya semua itu dikontribusikan oleh liabilitas yang tercatat USD243,70 juta atau naik dari sebelumnya USD73,35 juta. Karena ekuitas perseroan tercatat minus USD -82,28 juta memburuk dari sebelumnya yang tercatat senilai USD26,58 juta.


Perubahan aset lebih dari 20% atau senilai USD61,47 juta pada tahun buku 30 September 2022 biladibandingkan dengan tahun buku 31 Desember 2021 disebabkan telah dikonsolidasikannya laporan keuangan entitas anak PT Bhakti Coal Resources.


Perubahan liabilitas lebih dari 20% disebabkan oleh adanya promissory note atas perjanjian pengikatan jual beli saham antara perusahaan dengan PT MNC Investama Tbk senilai USD140 juta.


Sementara itu, berdasarkan keterangan resmi IATA disebutkan, hasil tersebut ditopang pendapatan sebesar USD 137,62 juta, atau melonjak 182,89 persen dari USD 48,65 juta pada sembilan bulan pertama tahun 2021.


Dampak dari peningkatan pendapatan yang telah disebutkan di atas, EBITDA Perseroan pada pada akhir kuartal III tumbuh positif 215,2 persen atau mencapai USD 63,41 juta, dari USD 20,12 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.


“Melesatnya kinerja IATA merupakan hasil dari langkah strategis Perseroan yang mengalihkan fokus bisnisnya menjadi perusahaan yang bergerak di bidang energi dan investasi, dengan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR),” tulis  Head of Investor Relations, Natassha Yunita.


Ia melanjutkan, perseroan telah memproduksi lebih dari 3 juta MT batu bara pada akhir September 2022, lebih tinggi 64,1 persen dari produksi tahun lalu yang hanya 1,8 juta MT.


Pada sisi lain, juga disebutkan, perseroan telah menjual 2,9 juta MT batu bara dalam sembilan bulan pertama tahun 2022.


“Prospek cerah IATA semakin dikuatkan dengan telah ditandatanganinya kontrak pembelian jangka panjang antara BCR dengan para trader batu bara. Perseroan memperkirakan akan memperoleh tambahan pendapatan sebesar USD 108,42 juta dari kontrak ini dan akan terus memperbanyak kontrak di masa depan,” kata dia.


Ia melanjutkan, perseroan menargetkan produksi sebanyak 10 juta MT tahun depan dan akan terus meningkat seiring bertambahnya cadangan terbukti hasil eksplorasi.


“IATA optimis cadangan batu bara untuk semua IUP setidaknya mencapai 600 juta MT,” pungkas dia.