Masih Terseret Wall Street, Indeks Saham Asia Dibuka Cenderung Melemah
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Rabu (11/5) dibuka variatif (mixed) dengan kecenderungan melemah.
Penurunan indeks saham Asia terjadi setelah indeks saham utama di Wall Street semalam juga berakhir mixed dengan DJIA melanjutkan penurunan menjadi 4 hari beruntun pada saat S&P 500 dan NASDAQ di tutup naik.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 4 bps menjadi 2.99%.
Analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha menyebut sentimen pasar masih di dominasi oleh ketakutan atas lonjakan inflasi dan potensi perlambatan ekonomi. "Investor juga bereaksi atas komentar dari sejumlah pejabat tinggi bank sentral AS (Federal Reserve) menjelang rilis data inflasi (CPI) bulan April AS nanti malam," katanya.
Para pejabat Federal Reserve mempertegas pesan ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps berpeluang besar terjadi di bulan Juni dan Juli dengan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 bps bias terjadi pada akhir tahun ini.
"Investor mempunyai ekspektasi bahwa inflasi (CPI) akan tumbuh 8.1% (Y/Y) di bulan April, sedikit lebih lambat dari kenaikan 8.5% (Y/Y) pada bulan Maret yang juga merupakan tingkat inflasi tertinggi dalam lebih dari 40 tahun," tambahnya.
Perlambataan laju inflasi ini di duga akibat dari moderasi pada volatilitas harga bahan energi yang belakangan ini mulai mereda.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah memperpanjang trend penurunan di tengah prospek permintaan yang suram akibat kebijakan Lockdown di Tiongkok.dan semakin besarnya risiko resesi ekonomi global.
Menteri perminyakan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) memperingatkan bahwa kapsitas cadangan (spare capacity) semakin berkurang di semua sektor energi karena produsen memangkas investasi sehingga akan mendongkrak harga minyak mentah.
Untuk hari ini, investor di Asia menantikan rilis data Producer Price Index (PPI) bulan April Tiongkok.
INDF
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 6400
Target Price 1 : 6825
Target Price 2 : 6975
Stop Loss : 5975
NPGF
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 106
Target Price 1 : 120
Target Price 2 : 125
Stop Loss : 93
POWR
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 680
Target Price 1 : 710
Target Price 2 : 735
Stop Loss : 650
SMKL
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 418
Target Price 1 : 450
Target Price 2 : 470
Stop Loss : 388.(fj)
Related News
IHSG Tutup 2025 di Zona Hijau, Catat 24 Kali ATH Sepanjang Tahun
Aktivitas Pencatatan BEI 2025, IPO Sepi-Delisting Makin Banyak
Telisik Performa IHSG di Deretan Indeks Saham Dunia Jelang Akhir 2025
Pengusahaan WK Panas Bumi Baturaden Tetap Jalan di Bawah Pantauan
Layani 20.000 Penumpang/Hari, Stasiun Jatake Siap Operasi Awal 2026
RDMP Balikpapan Jadi Penentu Target Stop Impor Solar di 2026





