EmitenNews.com - Adaro Minerals Indonesia (ADMR) mencatat volume produksi batu bara pada 2023, mencapai 5,11 juta ton atau naik 52 persen dari realisasi produksi tahun sebelumnya. Itu berkat ketersediaan alat berat, dan kinerja baik para kontraktor.

Saat bersamaan, volume penjualan naik 39 persen mencapai 4,46 juta ton. Raihan itu, melampaui target penjualan 2023 berkisar 3,8 juta ton–4,3 juta ton. "Adaro Minerals menjual mayoritas batu bara ke pasar ekspor. Jepang sebagai tujuan penjualan terbesar," tegas Presiden Direktur Adaro Minerals Christian Ariano Rachmat.

Volume pengupasan lapisan penutup naik 125 persen menjadi 18,70 juta bank cubic meter dengan nisbah kupas 3,66x dibandingkan 2,47x pada 2022. Itu karena perusahaan memulai kembali operasi PT Lahai Coal (LC), dan membuka lebih banyak area di tambang Lampunut PT Maruwai Coal.

Investasi pada fasilitas, dan infrastruktur terus dilakukan untuk mendukung target volume 6 juta ton per tahun pada tahun 2025 terus berjalan baik. Perusahaan merampungkan proses tender untuk konveyor pemuatan tongkang kedua, dan camp Lampunut Waterfront pada kuartal IV-2023.

Perusahaan menargetkan untuk memulai konstruksi pada kuartal I 2024. Pada kuartal IV-2023, Kalimantan Aluminium Industry (KAI) terus melanjutkan konstruksi smelter aluminium. KAI telah merampungkan penyelidikan tanah, perataan tanah, dan pekerjaan penimbunan fasilitas tanur pembakaran area smelter aluminium.

"Akhirnya, visi kami di Kaltara makin terealisasi, dengan kemajuan pada konstruksi smelter aluminium dan infrastruktur terkait sesuai yang diharapkan. Kami tetap berada di posisi untuk merampungkannya pada kuartal IV 2025,” pungkas Christian. (*)