MBMA Injeksi Entitas Usaha USD200 Juta, Telisik Tujuannya
                                    Pengurus Merdeka Battery berbincang santai usaha jumpa pers beberapa waktu lalu. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Merdeka Battery Materials (MBMA) menginjeksi modal entitas usaha USD200 juta. Ya, dana taktis tersebut mengaliri kantong cucu usaha Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI). Transaksi tersebut telah diteken pada 14 November 2024.
Dengan pelaksanaan transaksi itu, perseroan dapat memberi dukungan pendanaan kepada MTI. Dana tersebut akan digunakan untuk kepentingan pengembangan MTI. Selain itu, transaksi akan lebih efisien apabila dilaksanakan dengan perseroan sebagai perusahaan induk MTI.
Selanjutnya, transaksi diharap dapat memberi dampak positif kepada perseroan, yang pada akhirnya menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham secara tidak langsung. Di samping itu, transaksi juga telah melalui penilaian menggunakan prosedur internal dengan syarat, dan ketentuan ketat.
Demikian juga apabila transaksi dilakukan dengan pihak tidak terafiliasi, sehingga syarat, dan ketentuan atas transaksi dilakukan sesuai praktik bisnis berlaku umum. Lebih lanjut, transaksi juga lebih efektif, dan efisien apabila dilakukan antara pihak-pihak terafiliasi perseroan.
Transaksi itu, masuk ranah afiliasi. Sifat afiliasi perseroan dengan MTI sebagai berikut. MTI merupakan perusahaan terkendali perseroan dengan kepemilikan 80 persen saham secara tidak langsung melalui Batutua Pelita Investama (BPI). Ada komisaris MTI juga menjabat sebagai anggota dewan komisaris perseroan. (*)
Related News
                            CBRE Akan Terlibat Proyek Konsorsium Gunanusa-Hafar?
                            Harga Jual Melonjak, Lonsum (LSIP) Raup Laba Rp1,25 Triliun
                            CDIA Ungkap Aksi Baru
                            Kuartal III 2025, Laba dan Pendapatan WIIM Kompak MelesatÂ
                            Anjlok 192 Persen, Ancora (OKAS) Kuartal III 2025 Boncos USD5,01 Juta
                            Kantongi Restu, ITMG Buyback Rp2,49 Triliun
                    
                
                
            
                                
                
                    
                    
                    
                    
                    
                    
            
            




