Pagi ini bursa regional melemah, Indeks harga saham gabungan (IHSG) fluktuatif menguat terbatas (6.550 – 6.615). IHSG ditutup melemah 0,36 persen atau 23,74 poin di level 6.582,32. Tujuh indeks sektoral berakhir di zona merah dipimpin sektor tambang (-2,68 persen) dan pertanian (-1,30 persen). Adapun sektor aneka industri dan industri dasar masing-masing naik 0,74 persen dan 0,55 persen. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp685,36 miliar. Sepanjang tahun berjalan IHSG mengalami pertumbuhan 3,57 persen dan berkali-kali mencatatkan rekor baru. Kinerja tertinggi sepanjang awal tahun ini dicatatkan oleh sektor tambang yang telah tumbuh 22,31 persen (yoy), disusul sektor industri dasar +12,93 persen. Sementara sektor yang masih mengalami tekanan adalah sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi (-1,62 persen), diikuti sektor aneka industri (-1,4 persen) dan consumer goods (-0,78 persen). Mayoritas indeks saham lainnya di Asia Tenggara juga ditutup melemah (indeks FTSE Straits Time Singapura -0,99 persen, indeks PSEi Filipina -0,09 persen, indeks SE Thailand -1,04 persen, dan indeks FTSE Malay KLCI -0,26 persen. Di kawasan Asia lainnya indeks Topix mencatatkan penurunan terbesar selama tiga pekan dan indeks Nikkei 225 juga turun 2,50 persen. Sementara Indeks Kospi -1,04 persen, indeks Shanghai Composite dan Hang Seng sama-sama ditutup melemah 0,59 persen dan 1,48 persen. Bursa Asia melemah terbebani sentimen negatif dari AS atas spekulasi laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat paska komentar hawkish dari gubernur baru The Fed, serta rencana pemberlakuan tarif impor baja sebesar 25 persen dan aluminium sebesar 10 persen oleh Presiden Trump. Bursa Wall Street ditutup bervariasi, dimana indeks Dow Jones turun -0,29 persen, indeks S&P 500 +0,51 persen, dan indeks Nasdaq +1,08 persen. Meski rebound, namun ketiga indeks saham acuan tercatat mengalami pelemahan dalam sepekan terakhir. Pasar mulai khawatir akan terjadinya perang dagang paska rencana penerapan tarif impor AS mulai pekan ini.
- Estimasi Belanja Modal DILD Rp 2 Triliun
- Laba Bersih WEGE naik 105,88 persen
- WSKT Optimis Arus Kas Operasional Positif 2018
- SMBR Bagi Dividen 25 persen
- HERO Rugi Rp 191 Miliar
- Harga Saham IPO PT Gihon Rp 1.100-1.300
Related News
Data Bicara: Cara Atur Strategi Portofolio di Tahun 2026!
Efek BI Rate ke Saham: Sektor Apa yang Bakal Cuan di Tahun 2026?
BI Rate 4,75 Persen: Strategi atau Sinyal Badai Pasar Saham 2026?
Prospek SUPA: PBV Menarik, Tapi Siapkah Hadapi Risiko NPL UMKM 2026?
Flywheel Superbank: Akankah AI dan Ekosistem Grab Jadi Moat Abadi?
Fundamental: Evolusi Ekosistem Grab-Emtek jadi Turnaround Superbank!





