EmitenNews.com -PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) mengaku kecipratan berkah dari pertumbuhan industri logistik dan e-commerce yang masif belakangan ini.

 

Sekretaris Perusahaan, Jeremy Muliawan mengatakan dari 13 aset pergudangan yang dipunyai perseroan, mayoritas disewa oleh perusahaan yang bergerak di sektor logistik yang mencapai 52 persen. Di urutan kedua dipenuhi dari penyewa yang bergerak di sektor e-commerce mencapai 32 persen.

 

Sementara itu dari industri manufaktur porsi okupansi mencapai 7 persen dari total kepemilikan gudang yang dimiliki dan dikelola perseroan. Selanjutnya dari industri Fast Move Consumers Goods ( FMCG ) mencapai 4 persen.

 

"Kecenderungan ekonomi digital yang tumbuh positif menjadi penyewa terbesar kedua setelah logistik adalah dari e-commerce atau industri digital. ini berdampak positif pada kinerja kami," tutur Jeremy dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (16/6).

 

Dijelaskan bahwa okupansi gudang yang dimiliki dan dikelola MMLP rata-rata mencapai 90 persen dengan masa sewa (kontrak) yang panjang. Hal ini menjadi katalis positif bagi kinerja perusahaan karena cashflow perusahaan bisa lebih stabil meski di tengah berbagai tantangan ekonomi dan industri yang terjadi di masa mendatang.

 

"Kami terus upaya untuk okupansi (gudang) bisa sampai hampir 100 persen. KAmi senantiasa melakukan pendekatan secara aktif kepada pelaku industri karena ternyata banyak industri membutuhkan gudang," sambung Jeremy.

 

Sementara itu Direktur MMLP, Gomos Silitonga mengatakan bahwa di tahun 2024 mendatang merupakan tahun politik dimana bagi sebagian industri khawatir terhadap ketidakpastian pasar. Namun bagi MMLP hal itu tidak berpengaruh signifikan.

 

Menurutnya tren positif kinerja perseroan akan terus terjadi lantaran industri logistik dan e-commerce tumbuh signifikan usai pandemi Covid-19. Bahkan, lanjut Gomos, perekonomian nasional dalam tren yang positif karena berbagai kebijakan pemerintah dinilai efektif untuk mendorong tingkat optimisme pelaku usaha.

 

"Kami nggak melihat tahun politik ini jadi masalah bagi kami, karena dari cycle nya bisnis kami dalam tren yang positif. Terlebih saat ini potensi penurunan suku bunga bisa terjadi dan surplus perdagangan juga terus berlanjut," tukas Gomos.