EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penghimpunan dana dari initial public offering (IPO) Rp62,08 triliun. Dana itu, berdasar data 8 Desember 2021, dari 50 emiten baru tercatat sepanjang 2021. Hasil itu, meningkat 1.012 persen dari tahun lalu senilai Rp5,58 triliun dengan 51 emiten.


Pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat Indonesia paling tinggi ASEAN periode Oktober 2021. Jumlah perusahaan tercatat mencapai 751 emiten hingga Oktober 2021 dari periode 2016 dengan 537 emiten, so ada pertumbuhan 40 persen. Disusul Vietnam mencatat pertumbuhan 26 persen dari 320 emiten menjadi 404 emiten. 


Kemudian Thailand tumbuh 17 persen dari 656 emiten menjadi 767 emiten hingga Oktober 2021. Sedangkan Singapura turun 11,4 persen dari 757 emiten menjadi 671 emiten. ”Malaysia nyaris rata, selama enam tahun tumbuh 4,8 persen, Thailand masih tumbuh bagus,” tutur Inarno Djajadi, Direktur Utama BEI, akhir pekan lalu.


Per 9 Desember 2021, ada 51 mendarat di BEI. Dan, masih ada tiga perusahaan akan mencatatkan saham perdana pekan ketiga Desember 2021.  Jadi, hingga pekan ketiga Desember 2021, ada 54 emiten baru. ”Fund raised spike lagi. Mudah-mudahan fund raise kita tertinggi,” harap I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI.


Untuk sektor perusahaan akan tercatat terbuka seluruh sektor. Namun, ada sejumlah sektor saham menjadi perhatian antara sektor teknologi dan energi baru terbarukan. Basic concern para investor, yaitu ESG. Pada pipeline IPO menyebar seluruh sektor saham. (*)