EmitenNews.com—PT KB Bukopin Tbk (BBKP) terus melakukan ekspansi bisnisnya di segala bidang mulai dari menggarap Korean link, menjaring UMKM, melakukan kolaborasi dengan bank-bank lain bahkan melakukan perombakan besar-besaran di sisi digital yang mencakup seluruh IT infrastruktur perseroan guna menghadapi tantangan bisnis kedepan.


Dari sisi kinerja digital ritel, PT KB Bukopin Tbk (BBKP) mulai memperlihatkan perbaikan kinerjanya dengan adanya kenaikan jumlah transaksi antar bank dan transaksi menggunakan QR yang lumayan signifikan dibandingkan awal tahun ini. Kenaikan ini memang menjadi salah satu fokus kami dalam upaya menggalang dana murah. Salah satu cara untuk mendapatkan dana murah adalah dengan bagaimana kita dapat menggiring nasabah kami untuk menggunakan rekening KB Bukopin sebagai rekening transaksionalnya.


"Untuk data transaksi antar bank di menggunakan aplikasi digital Wokee melonjak 288 persen hampir 3 kali lipat dimana pada bulan April masih di 4100 transaksi sementara per Juni 2022 sudah mencapai 16.000 dan untuk tiga bulan terakhir transaksi menggunakan QR melonjak 239 persen. Hal ini disebabkan oleh campaign yang masif dan adanya penyesuaian harga. Ini adalah sesuatu yang membuat kami sangat senang melihat progres disini dan kami juga melihat masih banyak sekali yang dapat kami kembangkan lebih lanjut." kata Executive Vice President - Digital Division Head Bank KB Bukopin Charles Budiman saat wawancara dengan EmitenNews.com.


Menjadi catatan pentingnya adalah saat ini aplikasi Wokee masih menggunakan format lama dan saat ini tengah dikembangkan dengan menghadirkan beberapa fitur baru yang dapat mempermudah kegiatan transaksi para nasabah.


Di sisi lain, setelah berhasil mengeluarkan fitur cardless withdrawal menggunakan ATM dari CIMB Niaga, BBKP pada saat ini juga tengah menjajaki kerjasama transaksi tanpa kartu ini dengan 3 bank lainya dan salah satunya adalah bank Himbara yang memiliki jumlah ATM cukup banyak, rencananya di kuartal IV-2022 ini sudah bisa terealisasi dan sisanya menyusul di awal 2023, kata Charles.


KB Bukopin sendiri saat ini memang sangat gencar menggenjot proses digitalisasi perbankan di dalam tubuh perseroan. BBKP membagi progres ini menjadi 2 timeline untuk saat ini, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk jangka panjang perseroan sedang melakukan pembaharuan IT infrastructure secara keseluruhan melalui projek NGBS dimana kami akan membangun superapps untul layanan digital kami di masa mendatang. "Untuk superapps diperkirakan bakal rampung di pertengahan tahun 2023. Kami mengharapkan dengan adanya superapps ini kami dapat menyetarakan posisi kami di kancah digital banking Indonesia." kata Charles.


Untuk jangka menengah, saat ini KB Bukopin sedang mempersiapkan pengajuan persetujuan dari OJK untuk launching versi terbaru dari Wokee dengan tambahan fitur baru yang bisa membuat nasabah lebih mudah dan nyaman dalam melakukan pendaftaran sebagai pengguna Wokee dan juga dalam melakukan transaksi kesehariannya. Perbedaan antara Wokee yang sekarang dan yang akan di-launch dalam waktu dekat dapat kita lihat dari sisi pelayanan kebutuhan nasabah. Kebutuhan nasabah perbankan sendri menurut Charles dapat dikategorisasikan ke dalam 5 group: to safe, to pay, to borrow, to invest dan to protect. Versi Wokee saat ini baru meng-cover to safe dan to pay. Namun demikian, Wokee saat ini di to save mempunyai fitur yang sangat menarik yaitu sub account dimana nasabah bisa menaruh uangnya di rekening spesial dengan bunga yang setara dengan bunga deposito namun uang nasabah tidak di locked dan dapat dengan bebas dipakai sesuai kebutuhan nasabah. Dan untuk to pay, Wokee pada saat ini memiliki fitur unik bernama spitbill. Dengan menggunakan fitur ini, nasabah dapat melakukan pembayaran secara 'patungan' dengan teman-temannya. Hal lainnya, di Wokee pada saat ini juga tersedia layanan untuk sesama pengguna Wokee bisa melakukan transfer hanya menggunakan nomor handphon yang sudah terdaftar di Wokee.


"Nextnya, Wokee menyiapkan fitur to borrow dimana nasabah payrol KB Bukopin bisa mengajukan pinjaman melalui aplikasi tersebut. Di versi yang baru ini, kami juga melakukan perbaikan dalam UI/UX aplikasi Wokee sehingga kami dapat memanjakan nasabah dalam menggunakan aplikasi ini" ungkap Charles.


Projek pengembangan digitalisasi KB Bukopin dengan dana sangat besar ini merubah the whole IT infrastructure seperti core banking, middleware, loan original sistem dan semua sistem akan di perbaharui. Pertengah 2023 akan di launching superapps dan digital banking diperkirakan akan rampung di awal 2024 karena projek ini memiliki tenggat waktu 18 bulan, kata Charles.


PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) (KB Bukopin) juga tengah melebarkan ekspansi bisnis melalui lini Korean Link Business yang difokuskan kepada perusahaan-perusahaan berbasis Korea yang beroperasi di Indonesia. Ekspansi layanan Korean Link Business tersebut juga sebagai proses transformasi KB Bukopin untuk menjadi bank global. KB Bukopin mengoptimalkan peluang bisnis baru dengan memanfaatkan jaringan bisnis Indonesia-Korea melalui perusahaan besar sebagai anchor company, untuk membangun ekosistem value chain and supply chain yang spesifik (tailored) yang akan dikolaborasikan melalui cross selling produk konsumer atau SME.


Untuk target digital KB Bukopin di semester II-2022 terfokus pada menaikkan jumlah user. Untuk menarik minat para anak muda atau gen Z dan Millenial, KB Bukopin juga telah menunjuk Aespa sebagai girlband menjadi Brand Ambassador Bank KB Bukopin di Indonesia, dengan mengusung tema The Next Level Banking. Aespa berpotensi untuk dapat merepresentasikan generasi milenial dan memiliki influence serta fanbase besar untuk mempromosikan suatu brand maupun produk di Indonesia.


Menyikapi krisis global, KB Bukopin tetap percaya diri untuk tetap bertumbuh mengingat kita cukup confidence dimana perekonomian kita sudah relatif kuat, jika melihat ekspor impor Indonesia, sebenarnya sudah tak bergantung pada luar negeri karena pangsa pasar domestik kita cukup besar. 


"Ke depannya, KB Bukopin akan terus berupaya untuk menaikkan kwalitas dari layanan digital kami, salah satunya dengan cara terus bekerja sama dengan pihak ketiga dalam membangun ecosystem digital kami." tutup Charles.