EmitenNews.com - Menthobi Karyatama Raya (MKTR) resmi menjadi penghuni baru Bursa Efek Indonesia (BEI). Debut saham perdana entitas Maktour Group itu, disambut aksi beli investor. Itu terlihat dari penguatan saham di lintasan pasar modal.


Meski tidak menyentuh auto reject atas (ARA), saham Menthobi melejit 13 poin menjadi Rp133 per lembar. Menanjak 10,8 persen dari harga pelaksanaan initial public offering (IPO) sejumlah Rp120 per helai.


Sementara ini, saham Menthobi ditransaksikan sebanyak 5 juta lot senilai Rp62,06 miliar. Menthobi mengantongi nilai kapitalisasi pasar sejumlah Rp1,60 triliun. Saham Menthobi berayun pada level tertinggi Rp150 per lembar. Lalu, level terendah di posisi Rp112 per helai. 


Menthobi mematok harga penawaran umum perdana Rp120 per saham. Menthobi melepas 2,5 miliar lembar bernominal Rp10 setiap saham, mewakili 20,83 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana Rp300 miliar. Penjamin pelaksana emisi efek Danatama Makmur, penjamin emisi efek KB Valbury Sekuritas, dan Wanteg Sekuritas.


Direktur Utama Menthobi Harry M. Nadir menyebut berdasar hasil penawaran umum periode 1-4 November 2022, pemesanan saham mencapai Rp1,2 triliun atau mengalami kelebihan pemesanan (oversubscribed) 31 kali. Itu menunjukkan minat investor sangat tinggi untuk berinvestasi pada saham perseroan dengan kinerja fundamental, dan prospek pertumbuhan sangat baik.


Saat bersamaan, Menthobi juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak 2,5 miliar secara gratis kepada para investor dengan rasio 1 saham IPO mendapat 1 waran seri I. Waran Seri I itu, nanti dapat dilaksanakan menjadi saham dengan harga pelaksanaan Rp150 per helai.


IPO menjadi momen penting bagi perseroan dalam mempercepat pengembangan bisnis, dan investasi perusahaan. Sebagai perusahaan publik, perseroan kini memiliki akses keuangan, dan jejaring bisnis terbuka luas. Oleh karena itu, manajemen Menthobi telah menyiapkan strategi matang, dan terintegrasi baik jangka pendek, menengah maupun panjang.


”Melalui pengembangan bisnis terukur, prudent, disiplin dalam eksekusi seluruh strategi, perseroan menyiapkan diri menjadi perusahaan investasi bidang komoditi terdepan berkonsep ramah lingkungan, dan berkesinambungan,” tegas Harry.


IPO dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sebagai perusahaan investasi bidang agrobisnis dengan tata kelola berorientasi pada prinsip berkelanjutan (sustainability). Peningkatan pendapatan perseroan ke depan akan didukung profil tanaman masih muda. Selain itu, luas lahan belum tertanam akan mendukung penanaman baru, dan pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di masa mendatang. (*)