EmitenNews.com—PT Multi Indocitra Tbk (MICE) mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp40,21 miliar atau naik 70,47 persen dari periode sama tahun 2021 yang tercatat Rp23,58 miliar.


Merujuk data laporan keuangan MICE yang dikutip dari laman BEI, Kamis (17/11/2022) disebutkan pendapatan bersih di pada kuartal III 2022, meningkat 30,19 persen jadi Rp714,22 miliar dibandingkan kuartal III 2021 yang terkumpul Rp548,57 miliar.


Adapun beban pokok penjualan MICE naik 42,13 persen jadi Rp358,26 miliar dari Rp252,07 miliar. Sehingga laba bruto perseroan sudah terlihat menonjol dengan pertumbuhan 20,05 persen jadi Rp355,95 miliar dari sebelumnya Rp296,49 miliar.


Beban penjualan, umum, dan administrasi naik jadi Rp208,01 miliar dari Rp253,47 miliar, pendapatan operasi naik jadi Rp28,30 miliar dari Rp11,91 miliar, beban operasi lainnya senilai Rp1,72 miliar atau turun dari Rp2,79 miliar.


Sehingga laba usaha terkumpul Rp74,52 miliar, sedangkan beban keuangan yang ditanggung MICE sepanjang kuartal III senilai Rp16,98 miliar dan beban pajak penghasilan senilai Rp17,73 miliar. Akibatnya laba per saham dasar MICE naik jadi Rp67,94 dari sebelumnya hanya Rp39,85 per saham dasar.


Kas dan setara kas per 30 September 2022 sebesar Rp38,505 miliar mengalami penurunan sebesar Rp21,286 miliar (35,60%) dibandingkan saldo per 31 Desember 2021 sebesar Rp59,791 miliar terutama dikarenakan lebih tingginya pembayaran beban usaha, pembayaran kepada pemasok/supplier, pajak penghasilan dan operasional lainnya selama periode Januari - September 2022 dibandingkan dengan periode Januari - September 2021 serta adanya pembayaran uang muka pembangunan dan renovasi gudang Cakung tahap 1 sebesar Rp5,163 miliar, pembelian aset tetap sebesar Rp5,370 miliar dan pembayaran dividen sebesar Rp8,878 miliar. 


Investasi dalam saham per 30 September 2022 sebesar Rp2,568 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp0,792 miliar (44,59%) dibandingkan saldo per 31 Desember 2021 sebesar Rp1,776 miliar dikarenakan terdapatnya peningkatan harga pasar saham PT Modernland Realty Tbk (MDLN) sehingga besarnya rugi bersih yang belum direalisasikan atas investasi saham yang tersedia untuk dijual masing-masing menjadi sebesar Rp6.408.000.000 dan Rp7.200.000.000 disajikan sebagai bagian dari akun “Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain” dalam komponen ekuitas masing-masing pada tanggal 30 September 2022 dan 31 Desember 2021, dimana selisih nya sebesar Rp792.000.00 selama periode Januari-September 2022 dibukukan sebagai penghasilan komprehensif lain — aset keuangan tersedia untuk dijual (bagian pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi). 


Persediaan per 30 September 2022 sebesar Rp310,680 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp62,262 miliar (25,06%) dibandingkan saldo per 31 Desember 2021 sebesar Rp248,418 miliar dikarenakan kegiatan distribusi dan promosi yang gencar dilakukan di Q3 tahun 2022 dan akan dilakukan di periode Oktober 2022 sampai dengan Maret 2023, sehingga Perusahaan memproduksi dan membeli barang jadi (baik brand Pigeon dan brand produk lainnya) lebih banyak di Semester 2 tahun 2022 dibandingkan dengan di 04 tahun 2021 untuk mendukung target penjualan yang tinggi di sampai dengan akhir tahun 2022 dan periode Januari - Juni 2023. 


Uang muka per 30 September 2022 sebesar Rp8,834 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp6,186 miliar (233,58%) dibandingkan saldo per 31 Desember 2021 sebesar Rp2,648 miliar terutama dikarenakan adanya pengeluaran uang muka untuk pembangunan dan renovasi gudang Cakung tahap 1 sebesar Rp5,163 miliar. 


Pajak dibayar dimuka per 30 September 2022 sebesar Rp11,778 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp9,538 miliar (425,89%) dibandingkan saldo per 31 Desember 2021 sebesar Rp2,240 miliar dikarenakan terdapatnya saldo Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian impor, Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pajak Penghasilan Pasal 25 yang belum waktunya dikreditkan di 03 tahun 2022 bila dibandingkan dengan saldo Pajak Penghasilan Pasal 22, Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pajak Penghasilan Pasal 25 selama tahun 2021 yang telah dikreditkan oleh Perusahaan untuk menghitung Pajak Badan tahun Fiskal 2021 di akhir tahun 2021 lalu. 


Biaya dibayar dimuka per 30 September 2022 sebesar Rp2,083 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp1,304 miliar (167,48%) dibandingkan saldo per 3i Desember 2021 sebesar Rp0,779 miliar dikarenakan adanya pembayaran premi untuk perpanjangan polis asuransi yang dibukukan sebagai asuransi dibayar dimuka dan pembayaran sewa dibayar dimuka selama periode Januari - September tahun 2022. 


Aset hak guna per 30 September 2022 sebesar Rp6,798 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp1,328 miliar (24,27%) dibandingkan saldo per 31 Desember 2021 sebesar Rp5,470 miliar dikarenakan terdapat pembayaran atas perpanjangan masa sewa bangunan gudang dan kantor serta kendaraan di A3 tahun 2022. Oleh karena itu, Perusahaan menerapkan perhitungan PSAK 73 “Sewa”, dimana PSAK ini menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan atas sewa dengan memperkenalkan model akuntansi tunggal dengan mensyaratkan untuk mengakui aset hak guna (right Of use assets) dan liabilitas sewa (reklasifikasi penyajian laporan, yang sebelumnya tercatat sebagai akun sewa dibayar dimuka) pada tanggal laporan posisi keuangan interim konsolidasian atas objek-objek sewa seperti sewa showroom, bangunan kantor, gudang dan kendaraan. 


Aset tidak lancar lainnya per 30 September 2022 sebesar Rp15,934 miliar mengalami penurunan sebesar Rp4,022 miliar (20,16%) dibandingkan saldo per 31 Desember 2021 sebesar Rp19,956 muliar dikarenakan adanya penurunan biaya ditangguhkan-renovasi, jaminan kerjasama, piranti lunak dan lainnya selama periode berjalan di tahun 2022 dibandingkan 31 Desember 2021. 


Utang usaha (pihak berelasi + pihak ketiga) per 30 September 2022 sebesar Rp92,429 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp24,631 miliar (36,33%) dibandingkan saldo per 31 Desember 2021 sebesar Rp67,798 miliar terutama merupakan saldo utang usaha kepada pihak berelasi per 30 September 2022 kepada PT Pigeon Indonesia dan Pigeon Singapore Pte. Ltd. masing-masing sebesar Rp33,391 miliar dan Rp3,943 miliar serta saldo utang usaha kepada pihak ketiga per 30 September 2022 terutama sebagian besar kepada Barry M Cosmetic Ltd., PT Dua Berlian, PT Gloria Ongita Cosmetics, PT You Indonesia, PT Mattel Trading Indonesia dan vendor principal pihak ketiga lainnya, yang belum dilunasi oleh Perusahaan pada tanggal 30 September 2022 (dimana saldo utang ini akan dibayarkan/dilunasi oleh Perusahaan pada periode 04 tahun 2022). Dikarenakan peningkatan atas quantity yang terjual dari brand produk tersebut selama periode Januari — September 2022 maka pembelian atas brand produk tersebut lebih tinggi pada selama periode berjalan tahun 2022 untuk menjaga batas minimal ketersediaan quantity stock persediaan dari brand produk tersebut. 


Utang pajak per 30 September 2022 sebesar Rp20,863 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp9,387 miliar (81,80%) dibandingkan saldo per 31 Desember 2021 sebesar Rp11,476 miliar dikarenakan Perusahaan dan entitas anak melakukan accrue atas pajak kini (current tax) - Pajak Penghasilan Pasal 29 selama periode Januari - September 2022 sebesar Rp17,733 miliar, dimana lebih tinggi dibandingkan dengan Utang Pajak PPh Pasal 29 per 31 Desember 2021 sebesar Rp6,262 miliar. 


Uang muka pelanggan per 30 September 2022 sebesar Rp1,891 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp1,009 miliar (114,28%) dibandingkan saldo per 31 Desember 2021 sebesar Rp0,882 miliar dikarenakan lebih tingginya penerimaan uang muka dari pelanggan dan peningkatan transaksi operasional yang sehubungan dengan pendapatan sewa yang diterima dimuka atas beberapa aset ruko milik Perusahaan di BSD, Tangerang sampai dengan per 30 September 2022 dibandingkan per 31 Desember 2021. 


Pendapatan diterima di muka per 30 September 2022 sebesar nihil mengalami penurunan sebesar Rp85,000 juta (100%) dibandingkan saldo per 31 Desember 2021 sebesar Rp85,000 juta dikarenakan terealisasinya transaksi pendapatan diterima di muka per 31 Desember 2021 tersebut di periode berjalan tahun 2022.