Menperin Sebut Beberapa Negara Serius Jadikan Batik Komoditas Ekspor

EmitenNews.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan penggunaan batik di dunia dewasa ini semakin populer, sehingga menjanjikan potensi ekonomi yang sangat besar.
"Beberapa negara seperti Tiongkok, Vietnam, dan Malaysia secara serius menjadikan batik sebagai komoditas ekspor," kata Menperin saat menghadiri Puncak Perayaan Hari Batik Nasional secara virtual di Jakarta, Rabu (6/10).
Meskipun batik Indonesia merupakan komoditas paling terkenal di dunia, namun saat ini produk tersebut ditemukan di banyak negara seperti Malaysia, Thailand, India, Srilanka, Iran, dan negara-negara di benua Afrika, bahkan beberapa negara menjadikan batik sebagai komoditas ekspornya.
Menurut Agus, negara-negara tersebut terus mengembangkan mesin batik printing yang semakin canggih, termasuk meniru desain dan corak batik Indonesia dengan tujuan merebut pasar-pasar yang selama ini diisi batik Indonesia, bahkan pasar di domestik RI.
Dengan semakin populernya batik di dunia, lanjut Menperin, persaingan global, termasuk gempuran produk impor, merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri batik Indonesia.
Tantangan lain yang dihadapi oleh industri batik Indonesia adalah faktor sumber daya manusia (SDM).
Dalam industri batik, menurut dia, jumlah tenaga kerja dengan kualitas dan keterampilan yang tinggi sangat diperlukan. Kebutuhan SDM yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan inovasi desain sangat penting.
Sementara jumlah SDM yang memiliki keterampilan dan kemampuan desain sangat sedikit. Pembatik tulis jumlahnya semakin terbatas dan banyak yang telah berusia lanjut.
"Karena itu, perlu ada upaya-upaya serius untuk mempercepat proses regenerasi seni batik tulis. Ini tentunya harus digalakkan di kalangan generasi muda dengan menumbuhkan minat dan keterampilan di kalangan mereka untuk terjun ke industri batik," ujar Agus.(fj)
Related News

Perkuat Sinergi, TCL Indonesia Gelar National Dealer Gathering 2025

PPH 21 dan PPN Bawa Penerimaan Pajak Bulan Maret Alami Rebound

Percepat Program Prioritas, Pemerintah Buka Blokir Anggaran Rp86,6T

Indonesia Bersaing dengan 72 Negara dalam Negosiasi Tarif dengan AS

BPS: April 2025 Terjadi Inflasi 1,95 Persen YoY

Lagi; Harga Emas Antam Turun Rp20.000 per Gram