EmitenNews.com - Pembangunan Smelter Freeport dengan estimasi anggaran Rp43 triliun menunjukkan kemajuan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan puas atas capaian kemajuan pembangunan fasilitas pengolahan hasil tambang tersebut. Menteri ESDM melakukan kunjungan kerja ke proyek smelter baru PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur pada Jumat (29/7/2022).


Dalam keterangannya Sabtu (30/7/2022), Menteri Arifin Tasrif mengatakan, kemajuan pembangunan smelter Freeport saat ini sangat berbeda dengan beberapa waktu lalu. "Pada saat dulu groundbreaking oleh bapak Presiden cuma baru beberapa pilling, ternyata sekarang sudah 12.000 (pilling). Target nanti mencapai 15.000 pada September 2022. Progresnya bagus, dan mudah-mudahan akselerasi ini bisa dipertahankan."


Menteri Arifin menjelaskan pemerintah memberikan dukungan terhadap Freeport Indonesia dalam bentuk peraturan pertambanganya, regulasi mengenai keharusan hilirisasi, dan menjaga progresnya.


Seperti diketahui PT Freeport Indonesia membangun smelter baru berkapasitas 1,7 juta DMT konsentrat tembaga per tahun dengan investasi sekitar USD3 miliar, atau sekitar Rp43 triliun. Smelter yang sedang dibangun akan memproduksi sekitar 600 ribu ton katoda tembaga, dan rata-rata sekitar 35 ton emas per tahun.


Ini smelter kedua PTFI, setelah yang pertama dibangun sejak 1996 bersama Mitsubishi dengan membentuk perusahaan PT Smelting. Saat ini, kapasitas PT Smelting sedang diekspansi dengan tambahan kapasitas sebesar 300 ribu DMT konsentrat tembaga per tahun.


Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menjelaskan, kemajuan pembangunan smelter hingga Juni 2022 sudah mencapai 34,9 persen dengan dana yang sudah dikeluarkan sebesar USD1,15 miliar. Penyelesaian konstruksi ditargetkan pada akhir 2023, yang diikuti kegiatan pre-commissioning dan commissioning. Rencananya, operasi smelter dapat distart-up dan ramp-up akhir kuartal II 2024.


"Kami bersama Pemerintah menggunakan kurva-S rencana pembangunan yang menjadi patokan untuk penyelesaian pembangunan smelter. Sejauh ini sampai akhir Juni 2022, kita memenuhi rencana yang ditetapkan. Target sampai akhir tahun masih sejalan dengan rencana dalam kurva-S tersebut," jelas Tony Wenas. ***