EmitenNews.com - Emiten distributor farmasi, Millennium Pharmacon International (SDPC) membuka cabang baru di Purwakarta, Jawa Barat (Jabar). Pembukaan cabang ke-35 itu, sebagai bagian strategi pertumbuhan jangka panjang menambah hingga 45 cabang seluruh Indonesia.

Pembukaan cabang Purwakarta menjadi kedua pada 2024 setelah pembukaan cabang ke-34 di Lombok, Mataram. Setidaknya, perseroan masih menyiapkan dua cabang baru dalam waktu dekat.

Cabang Purwakarta dibentuk untuk memperkuat penetrasi pasar di Jabar. Posisinya terbilang strategis karena berada di antara dua jalan tol utama menghubungkan Bandung-Jakarta, dan Jakarta-Cirebon.

Keberadaan cabang baru itu, bakal menambah luas lingkup area distribusi obat dan alat kesehatan (alkes) di Jawa Barat. Adapun, cabang terdekat yakni berada di Bandung, dan Bekasi.

"Cabang baru ini akan meningkatkan penjualan lingkup Purwakarta yang banyak belum terjangkau. Purwakarta ada ratusan desa, setiap desa ada bidan, pasti butuh obat, kita belum terjangkau sampai ke bidan-bidan, baru sekitar perkotaan," tutur Presiden Direktur Millennium Pharmacon Ahmad Bin Abu Bakar.

Perseroan optimistis penambahan cabang baru dapat meningkatkan kinerja penjualan. Saat membuka cabang baru, Millenium Pharmacon melakukan kajian secara mendalam, dan komprehensif mengenai potensi wilayah tersebut. Cabang itu tanpa menghitung inventori menelan anggaran belanja modal alias capex Rp3 miliar.

Sementara itu, inventori menyesuaikan dengan potensi, ketika penjualan potensinya mencapai Rp5 miliar, inventori disiapkan hingga Rp10 miliar. Artinya, pembukaan cabang baru menelan capex berkisar Rp10-15 miliar.

Setiap tahun perseroan menarget ada penambahan 2 cabang baru. Target minimal ada penambahan 10 cabang baru, sehingga total cabang dipatok mencapai 45 cabang. "Tahun ini ada progres pembangunan cabang Pematang Siantar, Sumatera Utara dan satu lagi kami cabang Palu, Sulawesi Tengah. Tahun depan, fokus arah timur, mungkin Kendari dan di Gorontalo, Ambon, Palangkaraya, Kupang, juga Jayapura," imbuhnya.

Selain wilayah timur, penambahan cabang baru juga bakal melihat potensi di Pulau Sumatera dan Jawa. Adapun, Sumatera telah memiliki 8 cabang dan ada potensi penambahan di wilayah Bengkulu maupun Tanjung Pinang. Sedangkan di Jawa ada potensi di Kudus dan Madiun.

Salah satu tantangan pengembangan cabang baru lanjutnya, terkait perizinan yang ketat, sehingga penambahan cabang baru bisa lebih dari 2 asalkan proses perizinannya dapat lekas selesai.

Adapun, SDPC menganggarkan belanja modal sebesar Rp30 miliar sepanjang 2024. Dana tersebut guna pengembangan cabang-cabang yang ada berupa peningkatan kapasitas. Selain itu, belanja modal ini juga demi peremajaan kendaraan, termasuk pengembangan cabang baru di Pematangsiantar dan Palu.

Selain cabang, SDPC terus melakukan penambahan prinsipal dengan target 2 prinsipal baru setiap tahunnya. Ahmad menyebut sudah ada penambahan satu prinsipal baru pada Januari 2024 dan masih melakukan pembicaraan dengan sejumlah prinsipal baru.

"Prinsipal baru menjadi tambahan omzet, setiap tahun targetkan ada 2 prinsipal baru. Kami juga fokus ke prinsipal yang sudah ada, walaupun ada tambahan baru, kami juga melihat yang lama ini. Kue atau market share harus ditambahkan, melalui pelayanan yang lebih baik, membuat pelanggan kompetitor beralih ke kita. Prinsipal yang sudah ada harus bertumbuh, ada 30 prinsipal, kalau tidak tumbuh hanya andalkan prinsipal baru, pertumbuhannya kecil," katanya.

Di sisi lain, Komisaris Millennium Pharmacon Zulkifli bin Jafar mendorong adanya percepatan pembukaan cabang baru demi mengejar target 45 cabang beroperasi. Dia merupakan komisaris perwakilan dari Pharmaniaga International Corporation Sdn.Bhd. berbasis di Malaysia sebagai induk usaha memegang 73,43 persen saham SDPC.

"Pembukaan cabang ini berdasarkan permintaan, idenya supaya distribusi lebih luas, memudahkan dan meliputi lebih banyak kawasan. Jadi, Pharmaniaga memiliki rencana ke depan memastikan Millennium Pharmacon International ini menjadi salah satu perusahaan distribusi produk farmasi yang terbesar di Indonesia," jelasnya.

Sebagai induk, Pharmaniaga tambahnya, melihat SDPC sebagai mesin pertumbuhan utama seiring kontribusinya yang mencapai 40 persen dari total pendapatan perusahaan. Targetnya, lini bisnis di Indonesia ini dapat meningkatkan kontribusi hingga 50 persen dalam jangka menengah.

Menurutnya, prospek bisnis farmasi dan kesehatan di Indonesia sangat besar seiring jumlah penduduk yang mencapai 270 juta dan potensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia. Potensi inilah yang menyebabkan penambahan cabang baru dibutuhkan.