EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Selasa (21/12) belum banyak bergerak. IHSG pada pekan ini, masih minim sentimen untuk mengalami penguatan. Sentimen window dressing belum terlihat.
Gerak IHSG hari ini, akan bergerak bervariasi namun cenderung melemah. IHSG akan menyusuri rentang support 6.500, dan resisten 6.580. ”Para investor dapat mencermati harga komoditas terutama harga minyak WTI sempat mengalami penurunan lebih dari 2 persen,” tutur Lukman Hakim, Research Analyst Reliance Sekuritas.
Kemarin, IHSG ditutup melemah 0,83 persen menjadi 6.547,11. Koreksi IHSG terseret bursa global masih khawatir dengan penanganan pandemi Covid-19 khususnya di Amerika Serikat (AS), dan Europe. Kondisi itu, membuat investor beralih investasi ke save heaven karena pasar saat ini masih volatile cenderung melemah.
Pada perdagangan kemarin, IHSG hanya didukung dua indeks sektoral mengalami penguatan yaitu healthcare, dan teknologi. Pelemahan IHSG didukung sektor industri minus 1,52 persen, sektor barang consumer non-primer tekor 1,48 persen, dan sektor basic material anjlok 1,29 persen. Investor asing mencatat net sell Rp387.06 miliar, dengan saham-saham paling banyak di distribusi BMRI, BBYB, dan ASII.
IHSG kembali mencetak candle hitam pada perdagangan kemarin. Ada potensi bentuk head and shoulder memiliki neckline level 6.480. Apabila, IHSG mengalami breakout ke bawah level itu, kemungkinan akan terjadi reversal ke trend bearish. Saham-saham memiliki potensi kenaikan secara teknikal pada hari ini AKRA, BBRI, EMTK, MDKA, dan KRAS.
Bursa AS ditutup kompak melemah cukup dalam. Koreksi tersebut dipimpin Nasdaq merosot 1,24 persen. Sentimen mendorong penurunan kekhawatiran lonjakan kasus di AS maupun Eropa. Itu memicu pengetatan kebijakan pembatasan antarnegara akan menyebabkan gangguan supply chain berbagai negara. Selanjutnya, akan berdampak pada ekonomi khususnya kinerja beberapa perusahaan.
Sementara itu, bursa Asia kompak dibuka menguat. Nikkei surplus 1,33 persen, dan Kospi Korea Selatan (Korsel) dibuka naik 0,60 persen. Para investor di tengah ketidakpastian global, dan pelemahan ekonomi China menyusul penurunan suku bunga pinjaman 5 basis points (bps) untuk jangka satu tahun dapat menghibur investor Asia. (*)
Related News

Produksi Migas PHE Tumbuh 5% dalam Tiga Tahun Terakhir

Perkuat Struktur, Kemenkeu Bentuk Tiga Unit Baru Strategis

RI-Singapura Gelontorkan USD10 Miliar Garap Energi Hijau

IHSG Ditutup Turun 0,68 Persen, 3 Saham LQ45 Ini Pemicunya

Pelanggan KA Panoramic Januari-Mei 2025 Bertambah 34,38 Persen

Kemenperin Inisiasi Siprosatu, Percepat Digitalisasi Industri Sawit