Menurut dia, gencatan senjata tersebut sedapat mungkin dapat dilaksanakan sebelum KTT G-20 yang akan dilaksanakan pada November 2022.

 

Nita Amalia, Head of Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia, juga menyampaikan optimistismenya bahwa kondisi pasar obligasi akan berangsur pulih yang pada akhirnya bisa mendorong transaksi nasabah terutama yang difasilitasi oleh perusahaan.

 

Menurut dia, dalam memfasilitasi transaksi efek utang nasabah, saat ini Mirae Asset Sekuritas Indonesia sudah menempati urutan keempat sekuritas terbesar untuk transaksi obligasi korporasi. Di pasar obligasi negara, Mirae Asset Sekuritas Indonesia menempati posisi delapan besar, keduanya sama-sama pada periode Juni-Juli 2022 yang didasari data Bursa Efek Indonesia.

 

“Di pasar modal, saat ini modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang besar yaitu di sekitar Rp 1,5 triliun memungkinkan dilakukan transaksi besar melalui perusahaan, termasuk transaksi obligasi,” ujar Nita.

 

Dia menambahkan bahwa di pasar obligasi, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memiliki layanan yang komprehensif seperti kegiatan penjaminan emisi efek utang, update pasar rutin harian dan bulanan, update pasar insidental, webinar Youtube bulanan, kuotasi harga pasar, dan warehousing obligasi berperingkat AAA.

 

Selain Rully Arya Wisnubroto, Hikmahanto Juwana, dan Nita Amalia, acara tersebut turut dihadiri oleh Direktur Mirae Asset Sekuritas Daewoong An dan CFO Mirae Asset Sekuritas Kyungshin Cho bersama dengan nasabah ritel dan nasabah institusi seperti asuransi, dana pensiun, serta manajer investasi.