EmitenNews.com—Tekanan IHSG diperkirakan berlanjut. Mengakhiri bulan September, IHSG ditutup di level 7041. Pada bulan Oktober, IHSG diperkirakan bergerak melemah dengan support di level 6904, potensi penguatan masih terbatas, dengan resistance di level 7228. 


Dalam range yang lebih besar support - resistance IHSG berada di level 6676 — 7372. Meningkatnya kekhawatiran akan resesi global, seiring inflasi yang tetap tinggi dan kebijakan pengetatan likuiditas oleh bank sentral, akan membuat bursa global termasuk IHSG cenderung tertekan, kata Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, dalam media Day, Selasa (4/10/2022).


Setelah naik 3,39 pada Agustus 2022. Pada bulan September 2022, IHSG turun 1,999 ke level 7041 (30/9). Level IHSG tertinggi-terendah berada di rentang 7377—6927. Secara YTD, IHSG meningkat 796. Pergerakan IHSG sepanjang bulan September 2022 -1,9 persen MoM.


Net Sell Sejak Pengumuman Fed Rate. Net buy asing pada September sebesar Rp 3,5 triliun, setelah - net buy senilai Rp 14,6 triliun pada bulan sebelumnya. Hingga akhir September, net buy asing di pasar Indonesia menembus angka Rp 65,6 triliun. Setelah IHSG menembus rekor tertinggi di 7377 (15/9), investor mulai melakukan profit taking seiring rencana The Fed untuk menaikkan Fed Rate. Sejak pertengahan September, net sell asing tercatat Rp 5,8 triliun. 


Nilai Tukar Rupiah yang Melemah, Kenaikan Fed Rate sebesar 75bps pada pertemuan 21 Sept yang lalu membuat nilai tukar Rupiah menembus level Rp 15.250 pada penutupan bulan September, ini merupakan level terendah sejak April 2020. Secara umum, nilai tukar USD menguat terhadap mata uang global. Nilai tukar Rupiah terdepresiasi hampir 7/Yo di sepanjang tahun ini, jauh lebih baik dibandingkan mata uang dunia lainnya seperti GBP (-13%), EUR (-16%), KRW (-20%), dan JPY (-26%).


Mayoritas Indeks Melemah Pada bulan September, dari 11 indeks sektoral, 9 sektor melemah dan 2 sektor menguat. Beberapa saham penggerak antara lain TLKM (-2%), GOTO (-19%), dan ASII (-5%). 


Performa Terbaik disandang oleh IDX HEALTH yang berhasil mengungguli indeks sektoral lainnya dengan +4%, disusul IDX ENERGY yang +1%. Beberapa saham penggerak adalah saham KLBF (+9%), MIKA (+9%), HEAL (+9%), BYAN (+5%) dan ADRO (+12%).


Sedangkan performa terburuk adalah IDX TECHNO dan IDX TRANS menjadi indeks dengan penurunan terbesar. "Beberapa saham penggeraknya adalah GOTO (-19%), EMTK (-20%), TMAS (-35%) dan SMDR (-13%)," papar Martha.


Ekspektasi IHSG dan Faktor Penggeraknya di bulan ke 10 tahun 2022 ini ditopang oleh| data kebijakan ekonomi  domestik dan global, kebijakan moneter bank sentral, laporan keuangan emiten 3Q2022 dan pergerakan harga komoditas.


Untuk sebulan kedepan Mirae Asset Sekuritas mengatakan sektor keuangan masih akan menjadi primadona di pasar modal. Saham bank big seperti| BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI menjadi pilihan. Mirae Sekuritas menargetkan BBCA TP Rp9.000, BBRI TP Rp6.100, BMRI TP Rp11.000 dan BBNI TP Rp10.900.


Alasanya adalah pertumbuhan kredit tahun ini diestimasi mencapai 10,2% YoY. Likuiditas berlimpah walaupun pertumbuhan DPK mulai melambat.  Gross NPL bertahan di level 3%. Pertumbuhan kredit bulan Agustus: BBCA (+13% YOY), BMRI (+10% YoY), BBRI (+10% YoY) dan BBNI (7%YOY). Pertumbuhan laba bulan Agustus: BBRI (+133% YOY), BBNI (+76% YoY), BMRI (+60% YoY) dan BBCA (+23% YOY).


Adapun di sektor Energi Mirae Asset Manajemen Sekuritas menyatakan katalisnya adalah harga batubara acuan (HBA) September naik ke USD 319,2/ton (-0,7Y9 MoM).


Sentimen lainnya adalah penghentian aliran gas dari Rusia membuat harga batubara menyentuh level tertinggi memasuki musim dingin ada potensi lonjakan permintaan batubara dari China, India, Korsel dan Eropa. 


Maka saham pilihan Oktober ini dari sektor energi adalah ADRO ditargetkan menuju Rp4.500 per saham, ITMG memiliki target price di Rp39.400, INDY, PTBA memiliki target price Rp4.500 dan PGAS memiliki target price di Rp2.100 per saham.