EmitenNews.com—PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2022, berhasil membukukan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 17,2% menjadi Rp765,16 miliar selama 9M22 dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar Rp653,04 miliar. 


Peningkatan yang signifikan tersebut sebagian besar berasal dari tren positif kenaikan harga jual komoditas minyak kelapa sawit. Lonjakan laba bersih juga disebabkan oleh penerapan strategi kontrol biaya dan operasional yang ramping.


Laba kotor Perseroan 9M22 tercatat menguat 32,6% menjadi Rp493,34 miliar dari Rp371,93 miliar di 9M21 dengan Margin laba bruto 9M22 ada di 64,5% dari 56,9% di 9M21. Hal ini merupakan efek dari penerapan kontrol yang baik terhadap manajemen biaya yang diindikasikan oleh beban pokok penjualan yang justru menurun 3,3% YoY ditengah kenaikan penjualan sebesar double-digit.


Margin penjualan menghasilkan laba usaha positif pada 9M22 sebesar Rp364,08 miliar, naik 28,7% dibandingkan 9M21, dengan marjin usaha 9M22 sebesar 47,6%, dibandingkan 43,3% pada periode yang sama tahun lalu. Kinerja usaha yang luar biasa ini memberikan dampak positif yang sangat kuat terhadap laba bersih 9M22 sebesar Rp247,7 miliar, naik 38,6% YoY.


Total liabilitas 9M22 ditutup sebesar Rp835,38 miliar, menurun 14,1% dibandingkan akhir tahun 2021 dikarenakan adanya penurunan utang bank jangka pendek. Utang perbankan jangka panjang tercatat sebesar Rp521,49 miliar atau menurun 11,0% dibandingkan posisi per akhir tahun 2021 setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun. Di sisi lain, liabilitas jangka pendek, juga menurun sebesar 26,9% paska pembayaran hutang perbankan jangka panjang yang telah jatuh tempo.


Posisi ekuitas berada di level Rp1,01 triliun pada 30 September 2022, meningkat 29,1% dibandingkan posisi akhir tahun 2021 karena peningkatan laba ditahan atas laba bersih pada periode berjalan yang meningkat cukup tajam. Perusahaan terus menjaga basis modal yang kuat untuk mendukung pengembangan ekspansi bisnis baik secara organik maupun anorganik.


Posisi aset CSRA berada di Rp1,84 triliun, lebih tinggi dari posisi 31 Desember 2021 di Rp1,75 triliun. Sementara itu, total liabilitas perusahaan di 9M22 sebesar Rp835,38 miliar dibandingkan dengan Rp971,95 miliar pada akhir tahun 2021 dan Ekuitas mencapai Rp1,01 triliun dibandingkan Rp781,28 miliar pada akhir tahun lalu.


Pertumbuhan beban biaya dari tahun ketahun yang timbul diakibatkan oleh inflasi dan peningkatan produktivitas. Marjin bruto Perseroan 9M22 sebesar 64,5% meningkat signifikan dari 56,9% di 9M21 karena peningkatan pendapatan penjualan dengan margin yang stabil. Di level tengah, ekspansi marjin usaha juga meningkat tajam menjadi 47,6% dibandingkan 43,3% pada 9M21. Hal tersebut menunjukkan kinerja Perusahaan lebih baik selama periode 9 bulan ini. Dari sisi laba, Perusahaan juga berhasil meningkatkan marjin bersih menjadi 32,4% di 9M22, dari 27,3% pada 9M21.


Ditengah iklim makroekonomi yang rumit, CSRA tetap berada dalam kondisi yang sehat berkat kemampuan dalam menerapkan strategi kontrol biaya dan operasional yang ramping. Keberadaaan pandemi dan ketidakpastian geopolitik menghambat pertumbuhan ekonomi.


CSRA tetap memantau situasi tersebut dan selalu siaga dalam bertindak. Seperti halnya tren global terhadap green carbon dan mobil listrik terus menjadi pembahasan. CSRA secara tidak langsung diuntungkan dengan semakin berkembangnya investasi pada biofuel. Banyak negara yang berusaha untuk mengamankan pasokan energi, dimana hal tersebut mengarah pada peningkatan energi terbarukan.


“Hasil yang kami raih pada kwartal ini adalah refleksi dari kelincahan bisnis kami, keunggulan portofolio kami yang ramping, serta keputusan langkah yang kami terapkan untuk tumbuh menghadapi tantangan dalam beroperasi dan tantangan kondisi makroekonomi,” ujar Seman Sendjaja, Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis. “Tujuan utama kami tetap sama, yaitu menerapkan strategi yang handal dan menciptakan nilai kepada para pemangku kepentingan kami”, ujar Dia.