EmitenNews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) bulan Februari 2022 mengalami surplus USD3,82 miliar.


Surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) ini terutama disokong oleh surplus di sektor nonmigas, yakni sebesar USD5,73 miliar. Sedangkan di sektor migas terjadi defisit USD1,91 miliar.


BPS mencatat nilai ekspor Indonesia Februari 2022 mencapai USD20,46 miliar atau naik 6,73 persen dibanding ekspor Januari 2022. Dibanding Februari 2021 nilai ekspor naik sebesar 34,14 persen.

??
Ekspor nonmigas Februari 2022 mencapai USD19,47 miliar, naik 6,55 persen dibanding Januari 2022, dan naik 35,24 persen dibanding ekspor nonmigas Februari 2021.

?
Dengan demikian secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2022 mencapai USD39,64 miliar atau naik 29,75 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD37,74 miliar atau naik 31,02 persen. ?

?
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Februari 2022 terhadap Januari 2022 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar USD1.756,4 juta (141,45 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar USD372,9 juta (16, 67 persen).

??
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Februari 2022 naik 29,57 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 11,45 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 42,84 persen.
?
?
Ekspor nonmigas Februari 2022 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD3,72 miliar, disusul Amerika Serikat USD2,39 miliar, dan Jepang USD1,71 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 40,18 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD3,68 miliar dan USD1,58 miliar.


Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Februari 2022 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD6,07 miliar (15,31 persen), diikuti Jawa Timur USD4,14 miliar (10,45 persen), dan Riau USD3,38 miliar (8,52 persen).


Dari sisi impor, nilai impor Indonesia Februari 2022 tercatat USD16,64 miliar, turun 8,64 persen dibandingkan Januari 2022 atau naik 25,43 persen dibandingkan Februari 2021.


??Impor migas Februari 2022 senilai USD2,90 miliar, naik 30,19 persen dibandingkan Januari 2022 atau naik 122,52 persen dibandingkan Februari 2021.


??Impor nonmigas Februari 2022 senilai USD13,74 miliar, turun 14,05 persen dibandingkan Januari 2022 atau naik 14,84 persen dibandingkan Februari 2021.


??Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Februari 2022 dibandingkan Januari 2022 adalah besi dan baja USD368,3 juta (27,13 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah gula dan kembang gula USD117,8 juta (41,21 persen).
??

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Februari 2022 adalah Tiongkok USD10,48 miliar (35,27 persen), Jepang USD2,54 miliar (8,55 persen), dan Thailand USD1,97 miliar (6,62 persen). Impor nonmigas dari ASEAN USD5,31 miliar (17,87 persen) dan Uni Eropa USD1,69 miliar (5,68 persen).


??Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Februari 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi USD109,0 juta (4,08 persen), bahan baku/penolong USD6.866,3 juta (34,69 persen), dan barang modal USD1.279,4 juta (31,01 persen).(fj)