EmitenNews.com - Penetrasi broadband masih rendah. Baru sekitar 14% untuk seluruh Indonesia. Artinya pasar masih cukup luas. Nantinya, komersialisasi layanan internet rumahan IndiHome milik Telkom akan dipindahkan ke Telkomsel pada 1 Agustus 2023, yang menandakan dimulainya strategi Fixed Mobile Convergence (FMC) di Telkom Group. FMC menjadi prioritas karena Telkom dan Telkomsel ingin membantu pelayanan broadband bagi masyarakat terutama para pelaku UMKM.


Persoalannya, sebagai perusahaan publik, Telkom membutuhkan persetujuan untuk menjalankan aksi korporasi tersebut. Dukungan pemilik saham, terutama dari para pemegang saham independen mutlak diperlukan.


“Untuk itu dukungan mereka sangat penting. Kendati Singtel juga sudah setuju,” ujar Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relation, Telkom, Ahmad Reza dalam Ngopi Bersama media di Jakarta, Kamis (25/5/2023) sore.


Diharapkan dengan penggabungan bisnis indihome ( Telkom) dengan Orbit (Telkomsel) akan bisa meningkatkan efisiensi, Ebitda karena akan terjadi penghematan Capex dan Opex. Yang tadinya antara Plaza Telkom dan Grapari yang tadinya masing-masing, nantinya bisa bersatu dan memungkinkan mereka melakukan cross selling,” tambah Andri Sasoko, Vice President Corporate Communication Telkom memberi contoh efisiensi.


Menurut Andri, dengan penggabungan Indihome dan Orbit ini diharapkan jangkauan pelanggan juga makin luas dan diharapkan juga pelalayan internet cepat bisa tercapai. Pasalnya, dengan teknologi 5G nantinya speed-nya sudah mendekati kecepatan broadband.


Hadir dalam acara ini Sabri Rasyid, AVP External Communication Telkom dan juga Edwin Sebayang, VP Investor Relation Telkom. Pada kesempatan ini mereka juga menyampaikan apresiasinya atas kerjasaman temen-teman media sehingga kinerja Telkom hingga sekarang terus bagus dan positif.


Seperti diketahui PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) segera melakukan pemisahan (spin off) IndiHome ke anak usaha perseroan Telkomsel. Untuk melancarkan aksi korporasi tersebut, BUMN telekomunikasi itu bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ), pada 30 Mei 2023. Pemisahan dilakukan berdasarkan nilai valuasi IndiHome yang disepakati Rp58,25 triliun dan nilai valuasi Telkomsel Rp319,36 triliun.


"Pemisahan tidak murni (spin off) atas IndiHome akan diselesaikan melalui penerbitan saham baru oleh Telkomsel kepada perseroan (TLKM) dengan nilai konversi per saham Rp1,75 miliar." Demikian tulis manajemen dalam prospektus yang diumumkan di keterbukaan informasi BEI, Rabu (24/5/2023).


Bersamaan dengan pemisahan, Singtel pemilik saham Telkom dan Telkomsel akan melakukan penyertaan modal dengan melakukan setoran tunai kepada Telkomsel dengan menggunakan valuasi Telkomsel yang sama, yakni Rp2,71 triliun. Setelah tanggal efektif pemisahan, kepemilikan saham perseroan di Telkomsel menjadi sebesar 69,9 persen dan kepemilikan saham Singtel di Telkomsel menjadi 30,1 persen.


Sebelum rencana pemisahan, Telkom menggenggam 65 persen saham Telkomsel dan Singtel 35 persen. Dengan begitu nantinya dengan pemisahan tersebut, saham Telkom di Telkomsel akan bertambah menjadi 69,9 persen, sedangkan saham Singtel terdilusi menjadi tersisa 30,1 persen.


Penggabungan IndiHome dan Telkomsel melalui skema spin off dilakukan perseroan guna mempertahankan daya saing dan keunggulan dalam menghadapi persaingan usaha di sektor telekomunikasi di Indonesia, serta meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan. Pemisahan ini juga diharapkan dapat mengakselerasi proses pemerataan layanan broadband bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.


Penting diketahui untuk mengeksekusi rencana spin off ini, perseroan akan segera menggelar Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) Independen pada 30 Mei 2023. Tujuannya meminta persetujuan kepada para pemegang saham. Selanjutnya, pemberitahuan hasil RUPS pada 5 Juni 2023 dan penandatangan akta pemisahan diharapkan pada 30 Juni 2023.


TLKM juga akan meminta persetujuan RUPS untuk penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2022. Telkom telah memberi sinyal untuk memberikan rasio dividen sekitar 80 persen dari laba bersih untuk tahun buku 2022. VP Investor Relation Telkom Edwin Sebayang mengatakan dalam memberikan dividen, Telkom akan mengambil dari laba bersih atau net income. Pada 2022, Telkom membukukan laba bersih sebesar Rp25,8 triliun, naik 7,7 persen dibandingkan dengan 2021.


Dengan pertumbuhan tersebut, Edwin berharap dividen yang diberikan perusahaan dapat lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. "Jadi dividen tadi lebih kepada ke kanan, ke level 80 persenan, itu juga subject approval dari Kementerian BUMN. Jadi hopefully dividen akan lebih dari 2021.”


Selama 10 tahun ke belakang, TLKM menjadi salah satu perusahaan yang tidak pernah absen membagikan dividen. Selain itu, dividen payout ratio TLKM juga tidak pernah kurang dari 60 persen. Dividen payout ratio TLKM terbesar dibayarkan pada 2019 yakni sebesar 90 persen, dengan jumlah dividen Rp16,22 triliun. Saat itu, investor mendapatkan dividen sebesar Rp163,82 per saham.


Untuk dividen per saham terbesar TLKM dibayarkan pada 2021, yakni sebesar Rp168,01 per saham. Kala itu, TLKM membagikan dividen senilai Rp16,64 triliun, yang juga merupakan nilai terbesar dividen TLKM selama 10 tahun ke belakang. Tahun lalu, TLKM membayarkan dividen sebesar Rp14,85 triliun, atau sebesar Rp149,97 per saham, dengan dividen payout ratio sebesar 60 persen. ***