EmitenNews.com - PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) pada kuartal pertama tahun ini mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 2.276 miliar, meningkat 121% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, perseroan juga mencatat laba bersih sebesar Rp 111 miliar.

Direktur Utama OASA, Bobby Gafur Umar, mengungkapkan bahwa sejumlah proyek yang direncanakan tahun lalu kini sudah mulai beroperasi, meskipun ini juga meningkatkan dana operasional dan biaya pengembangan usaha. Meski begitu, perseroan berhasil meraup laba bersih senilai Rp 256 miliar pada tahun 2023.

Bobby menjelaskan bahwa pabrik biomassa di Pulau Bangka sudah mulai beroperasi, dan beberapa pabrik lainnya akan segera dibangun di Blora dan Banten. 

Bisnis biomassa ini diharapkan menjadi penopang kinerja perseroan di masa depan. Meskipun ada prediksi ekonomi global yang kurang baik, Bobby tetap optimis terhadap ekonomi Indonesia dan bisnis energi terbarukan yang dijalankan oleh OASA.

Tahun lalu, OASA juga mencatatkan kinerja keuangan yang positif dengan pendapatan usaha sebesar Rp 4.415 miliar per 31 Desember 2023, meningkat lebih dari Rp 3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Bobby yakin bahwa biomassa akan menjadi bisnis yang sangat prospektif di masa depan.

Selain itu, Bobby menjelaskan bahwa potensi energi terbarukan berbasis ekonomi kerakyatan sangat besar. Pada tahun 2023, PLN telah menyerap biomassa sebanyak 1 juta ton untuk 43 PLTU di seluruh Indonesia, meningkat 71% dibandingkan tahun sebelumnya. Kebutuhan biomassa diperkirakan akan terus meningkat, mencapai 24 juta ton pada tahun 2024 dan 102 juta ton pada tahun 2025.

OASA juga serius mengembangkan bisnis woodchip, dengan pabrik di Pulau Bangka yang memiliki kapasitas hingga 50.000 ton per tahun. Pabrik serupa juga akan dibangun di Blora dan Banten dengan kapasitas produksi yang terus meningkat. 

Proyek ini melibatkan ribuan petani setempat melalui program penanaman kembali bahan baku, yang akan memastikan keberlanjutan usaha dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Selain di Blora, OASA telah mengoperasikan pabrik biomassa terbesar di Indonesia di Pulau Bangka, dengan kapasitas yang akan meningkat menjadi 200.000 ton per tahun. 

Pengembangan industri biomassa ini melibatkan ribuan petani setempat, yang menunjukkan esensi ekonomi sirkular dan ekonomi kerakyatan.

Bobby yang juga Ketua 1 METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia) optimis bahwa OASA akan menjadi pemain utama dalam bisnis biomassa di Indonesia, dengan konsep ekonomi kerakyatan yang melibatkan koperasi dan gabungan usaha-usaha pertanian.