EmitenNews.com - PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) berhasil meningkatkan peringkat korporasi dan obligasi berkelanjutan perusahaan menjadi 'IdA (Single A)' dari lembaga pemeringkat Pefindo, dengan prospek stabil. Peringkat tersebut mengalami perubahan dari sebelumnya IdA-.


Pefindo menaikkan peringkat Obligasi Berkelanjutan I /2021, dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I dan Tahap II, tahun 2020 dan 2021, SGRO menjadi idA dari idA-. Pada saat yang sama, Pefindo juga menaikkan peringkat Sukuk Ijarah Berkelanjutan I/2021, dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I dan Tahap II, tahun 2020 dan 2021 menjadi idA(sy) dari idA-(sy).


"Efek utang dengan peringkat idA mengindikasikan bahwa kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut, dibandingkan dengan emiten lainnya di Indonesia, adalah kuat," tulis Pefindo dalam suratnya 6 Desember lalu.


Peringkat tersebut mencerminkan profil perkebunan kelapa sawit SGRO yang baik, operasi hulu yang terintegrasi secara vertikal, dan permintaan minyak sawit mentah (CPO) domestik yang stabil. Peringkat dibatasi oleh struktur permodalan yang moderat, proteksi arus kas yang moderat, dan eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas global dan cuaca yang tidak menguntungkan.


"Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor di Indonesia yang lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi Indonesia dibandingkan dengan obligor dengan peringkat lebih tinggi," ungkap Pefindo.


Pefindo menyatakan bahwa peringkat dapat dinaikkan jika SGRO mampu mencapai pertumbuhan produktivitas yang berkelanjutan atau memperluas area perkebunan dan meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini harus disertai dengan struktur permodalan yang lebih konservatif dan proteksi arus kas yang lebih kuat.


Namun sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika Perusahaan berutang secara signifikan lebih besar dari yang diproyeksikan dan/atau harga CPO turun secara signifikan yang dapat melemahkan profil keuangan Perusahaan secara keseluruhan.