EmitenNews.com - Pada awal tahun 2024, Indeks CSA (Consumer Sentiment Analysis) menunjukkan angka 83,7, mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap kinerja IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang diharapkan bergerak positif. January Effect diantisipasi sebagai momentum positif awal tahun, mendukung penguatan IHSG.

Rupiah menguat dan potensi penurunan suku bunga di tahun 2024 menjadi sorotan utama pelaku pasar, menjadi pendorong utama kenaikan IHSG. Meskipun demikian, konsensus penutupan IHSG di Januari 2024 diproyeksikan sebesar 7.300, menunjukkan kenaikan tipis dari penutupan IHSG pada 29 Desember 2023 di angka 7.272.


Dalam deep interview, terungkap bahwa pelaku pasar belum sepenuhnya optimis terkait awal tahun 2024, menunggu sentimen lanjutan. Pemilihan umum pada 14 Februari 2024 menjadi faktor penentu, dengan pelaku pasar menantikan hasilnya sebelum membuat keputusan investasi.

Pertimbangan lain pelaku pasar melibatkan proyeksi arah ekspansi dan CAPEX emiten untuk tahun 2024, serta meningkatnya tensi geopolitik. Meskipun 93% pelaku pasar optimis terhadap tren bullish IHSG di tahun 2024, masih ada kekhawatiran terkait risiko geopolitik dan faktor-faktor negatif lainnya.


Sentimen positif yang signifikan berasal dari potensi berakhirnya era suku bunga tinggi, dengan rencana The Fed untuk menurunkan suku bunga di tahun 2024. Diharapkan, penurunan Fed Rate akan turut menurunkan suku bunga di Indonesia, mendukung pertumbuhan ekonomi.

Efek belanja selama event politik diharapkan dapat mendorong kenaikan IHSG, tetapi pelaku pasar hanya menargetkan kenaikan sebesar 5,1%, dengan penutupan di angka 7.650 pada akhir tahun 2024. Target ini dipengaruhi oleh sentimen negatif potensial, seperti risiko geopolitik yang dapat meningkat seiring dengan tahun politik di Amerika dan konflik kepentingan.


Pelaku pasar memperhatikan sektor-sektor penggerak utama IHSG di Januari. Sektor keuangan menjadi pilihan utama, didorong oleh potensi penurunan suku bunga dan kinerja emiten yang baik. Sementara itu, sektor energi dan teknologi juga menjadi fokus, dengan harapan kenaikan harga komoditas dan potensi sektor teknologi yang masih besar, terutama jika disertai penurunan suku bunga.

Meskipun optimisme mendominasi, pelaku pasar tetap waspada terhadap sentimen negatif dan risiko-risiko potensial, dengan harapan bahwa kebijakan di Q2 2024 dapat mengubah dinamika pasar.