EmitenNews.com - PP Presisi (PPRE) tahun ini membidik kontrak baru Rp6,16 triliun. Proyeksi itu, dipancang menyusul memori positif kontrak baru 2021 terlampau. Nilai kontrak baru itu, lebih tinggi 10 persen dari realisasi 2021. 


PP Presisi tahun lalu, mengoleksi kontrak baru senilai Rp5,6 triliun. ”Proyeksi 2022 didukung mining services khususnya nikel menjanjikan perolehan kontrak baru baik infrastruktur tambang, smelter, dan pertambangan nikel,” tutur Direktur Peralatan dan SCM PP Presisi Wira Zukhrial, Senin (3/1).


Selain itu, PP Presisi mengincar kontrak baru juga  dari kontrak pekerjaan sipil, pabrik produksi pendukung proyek sipil dari proyek strategis nasional. Per akhir 2021, PP Presisi membukukan kontrak baru Rp5,6 triliun atau naik 100 persen dibanding periode sama 2020 senilai Rp2,8 triliun. Realisasi itu, melewati target 153 persen.


Menilik jenis pekerjaan, kontrak dari jasa pertambangan mendominasi kontrak baru 53 persen, sedang pekerjaan sipil 41 persen. Berdasar komposisi kepemilikan proyek, eksternal proyek berkontribusi 87 persen, dan proyek internal 13 persen. Capaian itu didapat karena perseroan terus berusaha menambah kontrak baru hingga akhir tahun. 


Sebagai penutup tahun, PP Presisi mengantongi kontrak baru dari pengembang tambang, dan pekerjaan sipil senilai Rp280 miliar. ”Pencapaian kontrak baru itu, prestasi tersendiri. Patut dibanggakan karena nyaris menyamai capaian 2019 sebelum Covid-19 menerjang,” imbuh Direktur Utama PP Presisi Rully Noviandar. (*)