EmitenNews.com - Calon emiten anyar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak sebagai produsen panel listrik PT Semacom Integrated Tbk. (SEMA) mengklaim telah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 40 kali selama masa pooling penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.  


PT Semacom Integrated Tbk. (SEMA) bakal menjadi emiten ke-2 pada pencatatan saham perdana atau listing di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2022 dan menjadi emiten ke 767 di Bursa hingga saat ini.


Melubernya permintaan pada penjatahan menjadi modal perseroan menjadi lebih baik lagi setelah listing nanti dan turut membangun pasar modal Indonesia. SEMA rencananya segera dicatatkan di papan bursa pada 10 Januari 2022 sehingga segera ditransaksikan secara terbuka di pasar, kata Direktur Utama Semacom Rudi Hartono Intan, Jumat (7/1/2022).


Dalam aksi korporasi ini, SEMA menawarkan 3,47 juta lot saham atau 347 juta saham baru yang setara 25,76 persen dari modal disetor setelah IPO. Saham SEMA ditawarkan kepada investor pada harga penawaran Rp180 per lembar saham sehingga raihan nilai total IPO-nya mencapai Rp62,46 miliar.


Tak hanya itu, perseroan juga menerbitkan Waran Seri I dengan jumlah maksimal 173,50 juta Waran Seri I sebagai pemanis (sweetener) dengan harga pelaksanaan Waran Seri I sebesar Rp230 per saham. Rudi Hartono mengatakan tingginya minat masyarakat dalam melakukan pemesanan saham SEMA pada periode IPO menunjukkan keyakinan masyarakat akan prospek ke depan perusahaan yang dia pimpin. Apalagi, lanjutnya, dana IPO akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja seperti untuk membeli persedian, biaya research & development, serta biaya pemasaran dan promosi.


Dana yang akan didapat SEMA dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang waran, akan digunakan untuk modal kerja dalam bentuk pembelian persediaan serta biaya pemasaran dan promosi.


Sebagai tambahan informasi, hingga Juni 2021 SEMA mampu mencetak pendapatan Rp60,9 miliar atau naik 33,76 persen dari Rp45,53 miliar pada Juni 2020. Untuk laba bruto perseroan tercatat Rp19,36 miliar atau naik dari Rp13,82 miliar pada periode yang sama. Sedangkan untuk laba per saham yaitu sebesar Rp5,93 per lembar. 


Untuk posisi total aset perusahaan per Juni 2021 tercatat Rp146,95 miliar, terdiri dari aset lancar Rp118,47 miliar dan aset tidak lancar Rp28,48 miliar. Aset perusahaan meningkat dari Rp141,03 miliar pada periode yang sama setahun sebelumnya.