EmitenNews.com - PT MNC Energy Investments (IATA), mempertajam fokus sektor energi. Itu dilakukan melalui penguatan PT Bhakti Coal Resources (BCR), pemilik sembilan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Produksi Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC), dan Putra Muda Coal (PMC) pada 2021 mencapai 2,6 juta metrik ton (MT), menghasilkan pendapatan USD68,1 juta dengan EBITDA USD28,4 juta.
Dan, pada 2022, BCR akan meningkatkan produksi menjadi sekitar 8 juta MT. Selain meningkatkan produksi PMC dari 2 juta MT menjadi 4,5 juta MT, dan BSPC dari 590 ribu MT menjadi 1,8 juta MT, BCR juga akan memulai produksi tambang milik Arthaco Prima Energi (APE), dan Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) masing-masing 1 juta MT, dan 500 ribu MT.
Dengan kuatnya permintaan batu bara diikuti tingginya harga batu bara, manajemen yakin kinerja keuangan dan valuasi IATA akan meningkat secara signifikan pada 2022. Manajemen IATA beranggapan pergerakan harga saham IATA beberapa waktu terakhir, salah satu dampak positif yang mencerminkan peningkatan nilai perusahaan di mata para investor pasar modal.
Hal ini, tentu dipengaruhi keputusan IATA untuk memperluas peluang bisnis baru. Bisnis IATA sebelumnya bergerak pada bidang transportasi udara dirasakan kurang menguntungkan. Penajaman fokus IATA menjadi perusahaan investasi, khususnya sektor batu bara, diprediksi mendongkrak prospek bisnis.
Ke depan, IATA akan terus berupaya mengambil berbagai langkah strategis, baik secara organik maupun anorganik dalam industri batu bara dan energi. ”Itu diyakini dapat mengoptimalkan nilai, dan kinerja perusahaan secara maksimal,” tegas Andi Tanri Dala Fajar, Corporate Secretary Indonesia Transport & Infrastructure. (*)
Related News
Tidak Bagi Dividen, Bank Neo Commerce (BBYB) Restui Ganti Dirut
Pendapatan Naik, Maret 2024 Laba MAYA Melorot 84 Persen
Meroket 135 Persen, Maret 2024 Puradelta (DMAS) Raup Laba Rp366 Miliar
Pendapatan Melejit 250 Persen, BRMS Maret 2024 Defisit USD781 Juta
Longsor 148 Persen, Jababeka (KIJA) Maret 2024 Tekor Rp125 Miliar
Surplus 27 Persen, Maret 2024 Gajah (GJTL) Serok Laba Rp338 Miliar