EmitenNews.com - PT Matahari Department Store (LPPF) paruh pertama tahun ini mencatat laba bersih Rp918,37 miliar. Melesat 72,5 persen dari periode sama tahun lalu Rp532,48 miliar. Laba per saham dasar Rp380, naik 88 persen dari periode sama tahun lalu Rp202.


Pendapatan bersih tercatat Rp3,76 triliun, menanjak 5,6 persen dari periode sama tahun lalu Rp3,57 triliun. Penjualan eceran mendominasi dengan kontributor utama senilai Rp2,18 triliun. Penjualan konsinyasi bersih tumbuh 14,83 persen menjadi Rp1,56 triliun dari periode sama tahun lalu Rp1,36 triliun. Pendapatan jasa surplus 4,39 persen menjadi Rp7,39 miliar dari edisi sama tahun lalu Rp7,08 miliar.


Selanjutnya, beban pokok pendapatan Rp1,19 triliun, turun 7,44 persen dari periode sama tahun lalu Rp1,29 triliun. Beban usaha turun 15,81 persen menjadi Rp1,30 triliun dari periode sama tahun lalu Rp1,55 triliun. Penjualan penjualan kotor Matahari mencapai Rp7,2 triliun naik 9,2 persen dari periode sama tahun lalu. Lalu, same-store sales growth (SSSG) berada di kisaran 10,9 persen dengan margin kotor 36 persen, lebih tinggi 34,9 persen dari periode sama tahun lalu.


Posisi kas dan setara kas Matahari turun menjadi Rp135,93 miliar dari akhir Desember 2021 Rp661,39 miliar. Itu disebabkan aksi pembelian saham treasury dengan menyedot dana Rp179 miliar, dan pembayaran dividen Rp596,29 miliar. Pada pengujung tahun ini, posisi kas diprediksi berada di level Rp800 miliar.


Didukung tren penjualan pada Juli, Matahari memutuskan meningkatkan panduan EBITDA 2022 dari Rp2 triliun menjadi Rp2,1 triliun. Perseroan juga menarget pertumbuhan dua digit untuk penjualan, dan laba pada 2023 tanpa rencana akuisisi. “Perdagangan lebaran sukses mendukung capaian EBITDA Rp1,3 triliun. Itu sebagai cerminan kepercayaan diri pada bisnis inti. Kami tidak memiliki rencana akuisisi atau investasi. Kami percaya dengan fokus akan mencapai pertumbuhan dua digit atas penjualan, dan laba tahun depan,” tutur CEO Matahari Terry O’Connor. 


Sejalan dengan capaian kinerja itu, Matahari Store meningkatkan proyeksi dividen setahun penuh menjadi Rp525 per saham atau lebih tinggi dengan pembayaran setiap tahun. Selanjutnya, Matahari juga membuka gerai dengan konsep baru di Mal Taman Anggrek Jakarta pada periode tersebut. Dengan begitu, ada 2 gerai baru pada semester I-2022, dan meluncurkan kembali gerai Karawaci dengan konsep baru, dan modern pada 8 Juli 2022. 


Matahari mengakselerasi rencana pembukaan gerai, yaitu 8 gerai baru paruh kedua tahun ini. Enam gerai di antaranya telah memperoleh kepastian kontrak berlokasi di Tangerang Banten, Gowa Sulawesi Selatan, Bondowoso Jawa Timur, Semarang Jawa Tengah, Kendari Sulawesi Tenggara, dan Bontang Kalimantan Timur. 


Rangkaian pembukaan itu, akan melengkapi jumlah gerai secara nasional menjadi 148 pada akhir 2022. Perseroan tengah mengembangkan rencana pembukaan jaringan pada 2023. Itu terdiri dari 12-15 gerai, dan yakin akan pertumbuhan lebih lanjut di masa mendatang. (*)