EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak mixed. Itu terjadi di tengah sentimen dalam negeri begitu minim. Lalu, aksi tunggu pasar pada laporan kinerja kuartal tiga menjadi penentu gerak indeks hari ini. 


Sementara itu, secara teknikal, Indeks diperkirakan bergerak pada rentang support 6.420, dan resisten 6.505. ”Belum ada sentimen positif yang bisa mengangkat indeks dari zona merah,” tutur Anissa Septiwijaya Research Analyst Reliance Sekuritas.


Sejumlah saham dapat dicermati secara teknikal antara lain Harum Energi (HRUM), Adaro Energi (ADRO), Charoen Pokphand (CPIN), United Tractors (UNTR), Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM), Tower Bersama (TBIG), Sarana Menara Nusantara (TOWR), Telkom Indonesia (TLKM), XL Axiata (EXCL). 


Pagi ini, indeks Nikkei (0,56 persen) dan Topix (0,45 persen) dibuka lebih rendah setelah kenaikan lebih lanjut dalam harga komoditas meningkatkan kekhawatiran atas inflasi menuju musim pendapatan perusahaan. Bagi investor, kenaikan harga komoditas secara luas telah mengancam akan memberikan tekanan lebih lanjut pada margin perusahaan. 


Perusahaan telah bergulat dengan sejumlah tantangan sisi penawaran, termasuk kemacetan pelabuhan, kelangkaan tenaga kerja, diperkirakan menyeret pertumbuhan laba menuju musim pendapatan kuartal ketiga akhir pekan ini, dan selama bulan depan. Di tempat lain, Evergrande masih belum membayar investor obligasi. 


Beberapa pemegang dua uang kertas dolar berbeda dengan kupon jatuh tempo pada Senin (11/10) belum menerima uang, sehingga total bunga harus dibayar pengembang menjadi USD148 juta. Komoditas, harga minyak WTI minus 0,38 persen cenderung stabil pada level USD80 per barel. 


Sementara harga batubara surplus 14,06 persen setelah Provinsi Shanxi menangguhkan produksi 60 tambang batubara, karena hujan deras pekan lalu menyebabkantanah longsor di banyak kota. Penghentian produksi tambang batubara di Shanxi menambah tekanan baru pada China sudah berjuang dengan krisis energi telah menyebabkan penjatahan listrik untuk pabrik-pabrik, dan bahkan menyebabkan pemadaman di pemukiman penduduk. (*)