EmitenNews.com - Volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih berlanjut. IHSG hari ini akan bervariasi cenderung menguat. Itu menilik bursa Asia diperdagangkan bervariasi.
Selain itu, rilis laporan keuangan kuartal IV-2021 makin membaik dibanding periode sama 2020 menjadi sentimen positif IHSG. Lalu, sektor properti, dan sektor linear terkait sudah ada pergerakan mengalami kenaikan. ”IHSG diperkirakan bergerak dengan rentang support 6.875, dan resisten 6.950,” tutur Lukman Hakim, Research Analis Reliance Sekuritas.
Secara teknikal, IHSG berhasil membentuk candle putih walau diperdagangkan di zona merah, kembali ditutup di atas MA 5, dan masih berada dalam trend uptrend. Sejumlah saham berpotensi naik hari ini yaitu ADHI, EXCL, UVCR, MLPL, RALS, POLL, TPMA, PTPP, SSMS, WSKT, BSDE, dan IMJS.
Akhir pekan lalu, IHSG menyusuri zona merah dengan minus 0,02 persen menjadi 6.922,60. Sektor pendorong koreksi IHSG antara lain energy anjlok 0,84 persen, keuangan turun 0,49 persen, dan basic materials menukik 0,25 persen. Investor asing membukukan net sell Rp49,38 miliar, dengan saham paling banyak dijual BBRI, BBCA, dan MPPA.
Tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah dengan Nasdaq nyungsep 2,18 persen. Pelemahan didorong oleh kekhawatiran para investor mengantisipasi lonjakan suku bunga, The Fed akan menaikkan suku pada pertemuan 15-16 Maret 2022.
Sementara itu, bursa kawasan Asia diperdagangkan bervariasi. Indeks Nikkei 225 menguat 1,26 persen, dan indeks Kospi melemah 0,33 persen. Pergerakan bursa Asia masih didorong sentimen geopolitik, dan sentimen positif minim. Namun, para investor masih menunggu rilis beberapa data ekonomi. (*)
Related News
HUT Ke-44 YDBA, Astra Dukung Kolaborasi Demi Masa Depan UMKM Indonesia
Peringati HPN, Sucor Sekuritas Gelar Stock Wars Trading 2024
Menkeu Dorong IsDB Agar Bisa Bantu Lebih Banyak Negara Anggota
EBT Berpeluang Besar Bantu Sektor Kelistrikan Nasional
Kemenperin Jodohkan IKM Pangan dan Furnitur dengan Ritel
Industri Pangan Sumbang 39,1 Persen PDB Industri Pengolahan Nonmigas