EmitenNews.com -PT Mitra Investindo Tbk (MITI) memaparkan perkembangan strategi ekspansi bisnis dan penggunaan modal kerja dalam Paparan Publik Tahunan yang digelar di Jakarta. Manajemen menegaskan bahwa Perseroan kini memprioritaskan penguatan bisnis silika, integrasi rantai pasok, serta efisiensi pada sektor transportasi dan logistik sebagai pendukung utama pertumbuhan.

Hingga September 2025, MITI membukukan pendapatan bersih Rp170,33 miliar, turun 22,7% akibat fokus perusahaan pada segmen yang lebih profitable. Strategi ini terbukti efektif karena EBITDA meningkat 18,8% menjadi Rp21,82 miliar, dan laba bersih naik 28% menjadi Rp10,96 miliar.

Perseroan menargetkan laba tahun penuh 2025 sebesar Rp16,97 miliar—lebih tinggi dari laba 2024 sebesar Rp11,38 miliar—didukung langkah penataan portofolio dan penguatan modal kerja.

MITI melalui entitas anak NBS terus mempercepat pengembangan bisnis pasir silika. PT Kendawangan Berkah Kersik (KBK) telah menyelesaikan Eksplorasi Tahap I dan bersiap memasuki Tahap II.

PT Kendawangan Prima Silika (KPS) dan PT Danau Buntar Kuarsa (DBK) tengah menyelesaikan perizinan PPKH untuk memulai eksplorasi. Selain pengembangan sisi hulu, MITI juga menegaskan rencana hilirisasi melalui pendirian PT Ketapang Prima Resources (KPR) pada Juli 2025. KPR akan mengembangkan kawasan industri terpadu di Kendawangan yang diarahkan menjadi pusat hilirisasi silika, termasuk solar panel, high-purity quartz, flat glass, dan industri turunan lainnya. Kawasan ini diharapkan menjadi kontributor penting dalam dekarbonisasi dan ekonomi hijau nasional.

Sebagai penopang ekspansi bisnis silika, MITI telah merealisasikan belanja modal Rp3,8 miliar pada 2025 dan mengalokasikan Rp25 miliar pada 2026 untuk pembelian tugboat dan LCT. Penguatan infrastruktur logistik ini ditujukan untuk mendukung transportasi hasil tambang silika dan menjamin kelancaran rantai pasok.

Pada sektor transportasi dan logistik yang tetap menjadi backbone Perseroan, MITI menjalankan strategi pertumbuhan organik melalui program customer retention dan layanan pelanggan yang lebih kompetitif, peningkatan efisiensi operasional dan kompetensi SDM, evaluasi berkala atas kinerja operasional dan finansial.

MITI telah menyelesaikan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan menerbitkan 209.791.100 saham baru atau 5,93% dari modal disetor sebelum aksi korporasi. Saham tersebut resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 17 November 2025.

Perseroan memperoleh dana Rp60 miliar dari investor institusi dan individu non-afiliasi. Seluruh dana PMTHMETD akan dialokasikan sepenuhnya untuk pendanaan proyek silika, termasuk percepatan eksplorasi, penyiapan kawasan industri, serta penguatan modal kerja pendukung.