EmitenNews.com - PT Mark Dynamic Indonesia Tbk (MARK) sebagai emiten yang sudah bergerak di industri cetakan sarung tangan selama 20 tahun dan memiliki prospek pertumbuhan kinerja per tahun mencapai 8 hingga 10 persen dalam keadaan normal dan di tengah pandemi pertumbuhannya malah sangat signifikan hingga di atas 20 ataupun 30 persen lebih.


Ridwan Goh selaku Direktur Utama MARK dalam keterangan resminya, Kamis (7/6/2022) menyatakan, karena pentingnya produk dari perseroan untuk dunia medis ditengah pandemi, para perusahaan yang memproduksi sarung tangan medis harus melakukan pre order atau pemesanan dalam kurun waktu 1 tahun untuk mendapatkan cetakan hasil produksi MARK. Sedangkan pada waktu normal di tahun 2022 ini diperkirakan hanya perlu waktu dua hingga tiga bulan.


Ridwan menambahkan, tantangan di tengah pandemi covid 19 pada 20221 adalah kita harus mampu mengakomodir produksi tanpa gangguan karena adanya covid-19 dan untuk tahun 2022 ini kita tantangannya adalah bagaimana menciptakan inovasi-inovasi agar kinerja tetap stabil dengan menekan beban-beban kinerja dan beban kos produksi hingga dari internal cost production nya harus bisa lebih kompetitif.


Terkait dengan rencana jangka menengah, Ridwan menegaskan Mark dynamics tidak akan melakukan hilirisasi bisnis. Karena perseroan sudah memiliki anak usaha seperti Honour Tower Sdn. Bhd. yang bergerak di sektor Perdagangan keramik molding, lalu ada juga PT Megah Raya Sumatera yang bergerak di bidang Industri Peralatan Saniter dari Porselen dan PT. Berjaya Dynamics Indonesia yang bergerak di Perdagangan Peralatan dan Perlengkapan Pertanian. Yang memanfaatkan sisa-sisa bahan baku untuk pembuatan Sanitary


“Sedangkan untuk Tahun 2022 ini Mark Dynamic hanya mencanangkan anggaran belanja modal atau capex sekitar Rp20 miliar berbanding terbalik dari tahun 2021 yang menganggarkan capex sekitar Rp200 miliar,” ujar Ridwan.


Capex yang rendah membuat Mark Dynamics dengan sangat percaya diri untuk mematok pertumbuhan tahun ini sekitar 30 persen dari tahun 2021, karena demand saat ini masih kuat dengan target pendapatan sekitar Rp1,4 triliun dan volume penjualan sekitar 22 juta cetakan sarung tangan. Sebagai gambaran, tahun lalu volume penjualan MARK hanya sekitar 1,5 juta cetakan perbulan atau rata-rata per tahunnya 18 juta pertahun. 


Sedangkan proyeksi net profit di tahun 2022 sekitar Rp450 miliar, pertumbuhan ini dianggap moderat karena pertumbuhan dan profit margin nya sudah sekitar 33 persen.


“Bahkan untuk tahun 2021 Mark Dynamics akan membagikan dividen dengan rasio 50% dari laba bersih atau sekitar Rp196 miliar,” tegas Ridwan Goh.


Di tahun 2021, MARK mencatatkan penjualan sebesar Rp1,19 Triliun meningkat sebesar 111% jika dibandingkan dengan akhir tahun 2020 sebesar Rp 565,44 miliar dan laba bersih sebesar Rp392,15 miliar, meningkat sangat signifikan yaitu 172% dibanding tahun 2020 yang sebesar Rp 144,19 miliar


Adapun kas perseroan tahun 2021 karena adanya capex yang cukup besar senilai Rp200 miliar yang  30 persennya berasal dari kas internal perseroan, sehingga kas 2021 lebih banyak untuk investasi dan untuk tahun 2022 ini akan jauh lebih bagus karena capex nya sudah berkurang.


Dari sisi keuangan pada posisi kas, Ridwan mengklaim, piutang customer itu averagenya sekitar 60 hari dan sudah sangat mapan. Karena beberapa customer besar Mark Dynamic di Malaysia adalah hartalega, bosan dan Top Glove yang merupakan pemain besar sarung tangan di Malaysia atau merupakan saham blue Chip nya di Bursa Efek Malaysia. Adapun Di Thailand ada perusahaan bernama Sri Trang yang bisa dikatakan masuk dalam kategori LQ45 nya bursa Thailand, tutup Ridwan Goh.