EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT J Resources Asia Pasifik (PSAB), dan obligasi berkelanjutan I menjadi idBBB+ dari idBBB. Selain itu, Pefindo juga merevisi prospek peringkat perusahaan menjadi stabil dari sebelumnya Credit Watch dengan implikasi negatif.


Perubahan peringkat itu, sejalan kapabilitas J Resources Asia untuk melunasi utang USD91 juta akhir Desember 2021. Itu dilakukan dengan menggunakan dana dari divestasi atas seluruh kepemilikan di PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM), salah satu anak usaha J Resources Asia. Sisa dana dari hasil divestasi itu, untuk kembali menurunkan utang bank, modal kerja, dan cadangan likuiditas. 


Pefindo berpandangan divestasi itu, memiliki dampak minimal terhadap keseluruhan profil bisnis J Resources Asia, mempertimbangkan aset tambang divestasi masih dalam tahap eksplorasi sehingga potensi pendapatan jangka menengah tidak masuk kalkulus penilaian peringkat. Cadangan J Resources setelah divestasi masih tergolong cukup besar untuk mencapai lebih dari 10 tahun umur tambang. 


Penuntasan utang juga ikut memperbaiki indikator-indikator keuangan J Resources Asia. Memberi fleksibilitas lebih baik untuk memperoleh fasilitas kredit dari pihak eksternal, termasuk untuk membayar kewajiban finansial dalam jangka waktu dekat. Obligor berperingkat idBBB memiliki kemampuan memadai dibanding obligor Indonesia lain untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. 


Meski begitu, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi. Tanda tambah (+) menunjukkan peringkat diberikan relatif kuat, dan di atas rata-rata kategori bersangkutan.


Peringkat J Resources Asia mencerminkan sumber daya dan cadangan tambang cukup besar, ekspektasi terhadap biaya tunai produksi (cash cost) rendah, dan permintaan emas tinggi. Namun, peringkat itu dibatasi struktur permodalan agresif, eksposur terhadap fluktuasi harga emas, dan risiko  pengembangan tambang belum menghasilkan. 


Peringkat dapat dinaikkan apabila J Resources telah secara penuh mengoperasikan proyek doup, memperbaiki struktur permodalan, diindikasikan rasio utang terhadap EBITDA di bawah 2,5x secara berkelanjutan. Selain itu, juga tetap mengelola margin laba, posisi biaya tunai produksi rendah pada akhirnya akan berdampak positif bagi profil likuiditas perusahaan. Itu juga harus didukung peningkatan sumber daya, cadangan tambang, dan volume produksi.


Peringkat dapat tertekan apabila J Resources Asia gagal memperoleh fasilitas pinjaman beberapa bulan ke depan yang berdampak pada keterlambatan atas konstruksi proyek Doup. Dapat berdampak pada penurunan volume produksi dari proyeksi. Peringkat dapat diturunkan apabila J Resources secara agresif membiayai ekspansi dengan utang lebih besar dari proyeksi, tanpa terkompensasi dengan pendapatan dan/atau EBITDA lebih besar. Penurunan signifikan atas harga emas juga dapat memicu penurunan peringkat, karena hal itu dapat memperburuk profil finansial perusahaan.


J Resources Asia berdiri pada 2002 dengan nama PT Pelita Sejahtera Abadi. Memulai operasi tambang pada 2012 setelah mengakuisisi aset dari Avocet Mining. Operasi J Resources Asia meliputi eksplorasi, pertambangan, dan pemrosesan emas. J Resources Asia mempunyai aset pertambangan terdiversifikasi di Indonesia, dan Malaysia. 


Lokasi aset pertambangan J Resources Asia terletak di Penjom, Malaysia; Seruyung, Kalimantan Utara; Bakan, Lanut, dan Doup di Sulawesi Utara. Perusahaan mempunyai tiga tambang berproduksi, satu tambang tahap konstruksi, dan satu tambang tahap pengembangan. Per 30 September 2021, pemegang saham J Resources Asia Jimmy Budiarto 92,50 persen, Sanjaya J 0.02 persen, dan publik 7,48 persen. (*)