PEFINDO Pertahankan Peringkat Obligasi Prajogo Pangestu (TPIA)

Ilustrasi: Pekerjaan di Pabrik milik TPIA.
EmitenNews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) kembali menetapkan peringkat idAA- dengan prospek stabil bagi PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), emiten petrokimia milik Prajogo Pangestu. Peringkat kredit obligasi ini juga berlaku untuk obligasi perusahaan yang masih beredar.
Menurut analis PEFINDO yakni, Kresna Wiryawan & Ayuningtyas Nur, dalam keterangan resmi, Kamis (2/10) peringkat tinggi tersebut mengindikasikan posisi TPIA sebagai pemain utama industri petrokimia di Indonesia. Dukungan mitra strategis, integrasi vertikal dengan fasilitas pendukung yang kuat, serta likuiditas dan fleksibilitas keuangan jadi faktor penopang utama.
Kendatipun, lembaga pemeringkat menyorot struktur permodalan TPIA masih tergolong moderat, disertai sensitivitas terhadap siklus industri serta risiko dari ekspansi proyek baru. Sejumlah akuisisi penting seperti halnya Aster Chemicals and Energy Pte Ltd (April 2025), Chevron Phillips Singapore Chemicals (Agustus 2025), dan condensate splitter unit (Juni 2025) sudah diperhitungkan sebagai faktor yang akan memperkuat integrasi dan diversifikasi produk.
PEFINDO menilai tahun 2026 akan menjadi momentum kunci bagi TPIA. Saat itu, perusahaan diproyeksikan mulai menuai hasil dari proyek-proyek barunya, sehingga realisasi margin laba bisa meningkat signifikan.
Per hari ini, TPIA dinilai masih terlikuidasi dan fleksibilitas keuangan cukup kuat untuk mendukung belanja modal, modal kerja, hingga kewajiban jatuh tempo.
Peringkat bisa dinaikkan apabila TPIA mampu menghasilkan EBITDA di atas proyeksi sehingga memperbaiki profil keuangan. Namun, peringkat juga bisa turun jika kinerja keuangan melemah secara berkelanjutan akibat tekanan harga bahan baku, penurunan permintaan produk petrokimia, atau ekspansi yang terlalu bergantung pada utang.
Sebagai catatan, TPIA merupakan bagian dari Barito Pacific Group milik Prajogo Pangestu, dengan lini usaha petrokimia dan infrastruktur di Indonesia dan Singapura.
Perusahaan memiliki kilang, kompleks cracker, hingga unit hilir kimia. Melalui anak usahanya PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), TPIA juga mengelola bisnis infrastruktur strategis, termasuk pembangkit listrik 320 MW, fasilitas air, dermaga, kapal, hingga tangki penyimpanan.
Per 30 Juni 2025, saham TPIA dimiliki oleh PT Barito Pacific Tbk (34,63%), SCG Chemicals PCL (30,57%), PT Top Investment Indonesia (15,00%), Prajogo Pangestu (5,03%), Marigold Resources Pte. Ltd. (3,92%), Erwin Ciputra (0,16%), dan publik (10,69%).
Related News

Banyak Investor Konversi Waran jadi Saham Harta Djaya Karya (MEJA)

Bank Oke (DNAR) Setujui Lepas Saham Treasuri

Empat Saham Keluar dari FCA, Dua Melejit ARA!

BEI Lepas 4 Saham Terbang, 2 Ngegas ARA!

BEI Akhirnya Kunci 3 Saham Meroket, Satu Emiten Grup Bakrie

BALI Injeksi Entitas Usaha Rp100 M, Telisik Peruntukannya