EmitenNews.com - Bursa Eropa menutup akhir pekan dengan bervariasi. Di mana, terjadi koreksi indeks Euro Stoxx 0,32 persen, dan DAX terpangkas 0,46 persen. Sedang indeks FTSE naik 0,36 persen, dan CAC 40 tumbuh 0,21 persen. Pembagian vaksin Covid-19 AstraZeneca dinilai kurang efektif setelah virus tipe baru kembali bertambah di Italia. Kondisi itu, kemudian memukul sentimen Eropa. Bursa Amerika Serikat (AS) terlihat semringah. Indeks DJIA menguat 0,90 persen, dan terlihat pesimis pada indeks NASDAQ tekor 0,59 persen. Itu terjadi saat imbal hasil obligasi terus membebani saham-saham teknologi telah menguat signifikan di masa pandemi. Gelombang stimulus dan peluncuran vaksin di AS sekali lagi memaksa investor menghadapi prospek inflasi berlebihan.


Selanjutnya, fokus investor beralih pada keputusan Federal Reserve (the Fed) Minggu depan mengenai tingkat suku bunga. Imbal hasil obligasi terus naik berpotensi menggiring arah kebijakan suku bunga the Fed lebih hawkish. Selain itu, investor juga akan fokus pada data ekonomi Minggu ini. Misalnya, pertumbuhan penjualan ritel, produksi industri, klaim pengangguran AS, dan vaksinasi mulai menyebar lebih luas. 


Karena itu, secara teknikal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjuk sinyal uptrend masih sangat kuat. Indikator stochastic golden-cross pada area oversold memberikan sinyal positif untuk jangka pendek. ”Indeks masih melanjutkan penguatan awal pekan ini,” tutur Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia, Senin (15/3).


Sepanjang perdagangan Senin (15/3) Indeks diperkirakan berayun pada level support 6.271, dan resistance 6.394. Saham-saham laik dicermati secara teknikal di antaranya Adhi Karya (ADHI), Aneka Gas Industri (AGII), Harum Energy (HRUM), Vale Indonesia (INCO), Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT PP (PTPP), dan Waskita Karya (WSKT).


Menilik perdagangan Jumat (12/3) lalu, Indeks meroket 1,49 persen atau 93.53 poin ke level 6.358,21. Saham-saham sektor pertambangan naik 3,69 persen, Industri Dasar surplus 3,09 persen, dan Keuangan menguat 0,87 persen menjadi leader penguatan Indeks. Saham-saham produsen timah dan nikel rebound setelah harga komoditas tersebut kembali naik. Saham-saham perbankan kembali optimistis di tengah maraknya aksi korporasi. Di mana, Bank Mandiri (BMRI) menguat 3,5 persen, Bank Central Asia (BBCA) naik 0,9 persen, dan Bank Jago (ARTO) bertambah 3,6 persen.


Sementara itu, Indeks saham HangSeng tekor 2,20 persen menutup perdagangan akhir pekan lalu. Indeks Nikkei menanjak 1,73 persen, TOPIX meroket 1,36 persen, CSI300 menanjak 0,35 persen, dan KOSPI surplus 1,24 persen. Itu terjadi  mengiringi penguatan indeks berjangka AS menyusul optimisme pemulihan setelah stimulus berlimpah. (abm)