EmitenNews.com - Pemerintah mengakui kinerja sektor eksternal kita juga mendukung fundamental ekonomi. Pemulihan permintaan global dan kenaikan harga komoditas global mendorong neraca perdagangan Indonesia terus surplus selama 18 bulan berturut-turut dengan akumulasi surplus sepanjang tahun 2021 mencapai USD30,8 miliar.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis prospek perekonomian Indonesia ke depan akan terus membaik, sebagaimana tercermin dari perkembangan berbagai indikator. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap konsumsi telah kembali ke level optimis dan Indeks PMI Manufaktur mencapai rekor posisi ekspansif tertinggi di level 57,2 pada Oktober 2021.


"Momentum ini juga diperkirakan terjadi di sektor ritel sejalan dengan perkembangan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas hingga akhir tahun," katanya pada acara Seminar Internasional Unwinding Covid-19 Support Measures: Global and Regional Perspectives yang dilakukan secara virtual, Kamis (25/11).


Momentum pemulihan ekonomi global diakui masih dihadapkan pada berbagai risiko, seperti Covid-19 dan variannya, krisis energi dan inflasi global, tapering off the Fed, dan lain-lain. Sehingga perlu tetap waspada dan menyiapkan berbagai strategi untuk semua risiko tersebut guna menjaga momentum pemulihan.


Melihat perkembangan ekonomi di berbagai negara dan upaya pengendalian pandemi yang telah dilakukan, ekonomi global diproyeksikan tumbuh sebesar 5,9% (yoy).


“Pencapaian target pertumbuhan ini akan tergantung pada efektivitas langkah-langkah untuk mengendalikan pandemi. Pemerintah terus memperkuat pengendalian pandemi untuk memastikan pencegahan dan penanganan yang lebih efektif," sambung Airlangga.


Penguatan di hulu akan dilakukan melalui percepatan vaksinasi, peningkatan testing dan tracing, serta pengendalian mobilitas masyarakat melalui pembatasan kegiatan (PPKM) dan peningkatan disiplin protokol kesehatan.


Setelah pandemi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan untuk meningkatkan lapangan kerja dan kesejahteraan sosial, menekan angka pengangguran dan kemiskinan, serta untuk keluar dari middle income trap dalam jangka menengah hingga panjang. Reformasi struktural adalah kunci dan akan menjadi jembatan menuju transformasi ekonomi yang berkelanjutan melalui penerapan UU Cipta Kerja.


Untuk lebih mendukung percepatan penanaman modal, Pemerintah telah memperluas bidang penanaman modal untuk mendorong penciptaan lapangan kerja baru. Ada 246 bidang usaha prioritas yang terbuka untuk investasi dan disertai dengan insentif fiskal dan nonfiskal.


"Industri yang berorientasi ekspor dan berteknologi tinggi merupakan bagian dari kriteria sektor prioritas yang didorong, mengingat keduanya merupakan mesin pertumbuhan bagi perekonomian Indonesia," tandasnya.


Percepatan program vaksinasi juga terus didorong untuk mendukung terciptanya herd immunity secara nasional sehingga dapat menjaga kepercayaan masyarakat dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Berbagai upaya tersebut akan mendorong perbaikan pola aktivitas dan mobilitas masyarakat sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional.(fj)