EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rentan terjadi aksi profit taking melihat bursa Asia, dan Amerika Serikat (AS) bergerak negatif. Investor dalam negeri masih menunggu keputusan Bank Indonesia soal suku bunga acuan.


Berdasar konsensus pasar, suku bunga diprediksi mengalami kenaikan 0,25 bps. Itu setelah The Fed menaikkan suku bunga, dan memberi isyarat masih dapat berpotensi naik hingga 2023. Selain itu, Bank dunia memperingatkan pengetatan moneter untuk menekan inflasi dapat memicu pelemahan ekonomi.


”Oleh karena itu, kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 7.120, dan resisten 7.200,” tutur Alwin Rusli, Analyst Research Reliance Sekuritas Indonesia, Kamis, 22 September 2022.


Secara teknikal, setelah membentuk evening star, dan berhasil break support diikuti indicator stochastic telah dead cross, saat ini koreksi Indeks mulai tertahan. Beberapa saham berpotensi naik perdagangan hari ini antara lain KEEN, PNIN, SLIS, AKRA, ASII, MAPI, UNVR, BIPI,  KKGI, dan INCO.


Kemarin, Indeks terkoreksi 0,12 persen menjadi 7.188. Beberapa sektor melemah antara lain property dan  real estate minus 1,47 persen, infrastruktur tekor 1,14 persen, dan energy anjlok 0,52 persen. Investor asing membukukan net sell Rp993 miliar dengan saham paling banyak dijual BBCA, TLKM, dan BMRI.


Sementara itu, mayoritas bursa saham AS Wall Street negatif. Pelaku pasar merespon negatif keputusan hawkish The Fed menaikkan suku bunga 0,75 bps. Selain itu, The Fed memberi sinyal proyeksi suku bunga tahun ini dapat mencapai 4,4 persen, dan  proyeksi untuk 2023 mencapai 4,6 persen.  


Pagi ini, bursa Asia sudah diperdagangkan di zona merah. Indeks Nikkei Jepang melemah 0,90 persen, dan Kospi melemah 1,17 persen. Para pelaku pasar masih menunggu rilis keputusan suku bunga Jepang atau Bank of Japan (BoJ) pagi ini dengan perkiraan masih tetap alias unchange. (*)