Pendanaan Rp20T untuk Dukung MBG Masih Dikaji Danantara
Sejumlah pekerja tengah menyiapkan menu makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).(Foto: Dok)
EmitenNews.com - Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Erma Rini, mengungkapkan bahwa wacana pendanaan Rp20 triliun untuk penguatan sektor pangan, khususnya MBG, masih dalam proses kajian oleh PT Danantara Asset Management (Persero). Hal itu dikemukakannya saat melakukan Kunjungan Kerja Reses Komisi VI ke Semarang, Rabu (10/12/2025).
Anggia menegaskan bahwa pendanaan tersebut bertujuan memperkuat sumber protein nasional sekaligus mendorong kesejahteraan peternak rakyat.
“Dana Rp20 triliun itu masih dalam proses kajian untuk menentukan skemanya. Tapi tujuannya jelas, memperkuat MBG sebagai sumber protein yang paling visibel, sekaligus mengangkat peternak rakyat,” katanya.
Selain itu, Komisi VI juga menyoroti persoalan serapan gula rakyat oleh pabrik. Anggia menegaskan bahwa posisi Komisi VI berpihak pada petani tebu rakyat, terutama terkait keluhan minimnya serapan tebu rakyat dan persoalan kebocoran gula rafinasi yang kerap berulang.
“Serapan tebu rakyat harus maksimal. Informasi dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memang sudah ada pergerakan yang lebih baik, meskipun belum maksimal. Dan kebocoran gula rafinasi itu sangat merugikan,” tegasnya.
Politisi Fraksi PKB ini menambahkan bahwa kasus-kasus tersebut harus diselesaikan hingga ke akar masalahnya. “Ini masalah yang selalu sembuh, kambuh lagi. Kita perlu ada rapat lanjutan dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, ID Food, PTPN untuk mencari solusi menyeluruh agar tata niaga gula lebih tertib,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Komisi VI juga membahas pengembangan lahan tebu di Jawa Tengah yang dinilai masih kurang. Anggia menyebutkan bahwa sejumlah opsi tengah dipertimbangkan, mulai dari pemanfaatan kebun rakyat, perluasan lahan oleh PTPN, hingga ekstensifikasi ke luar Jawa. Ia juga mendorong penerapan metode bongkar ratoon untuk meningkatkan rendemen tebu.
“Bongkar ratoon itu menarik, tapi banyak petani menganggapnya memakan waktu. Padahal tanpa itu, rendemennya sangat rendah, sayang sekali,” tutupnya.(*)
Related News
Harbolnas 2025 Targetkan Transaksi Hingga Rp35 Triliun
IHSG Melemah 0,31 Persen di Sesi I, Dua Sektor Turun Paling Dalam
Picu Eksploitasi Lingkungan, UU Cipta Kerja Diusulkan Dievaluasi
Program Magang Nasional Serap 104 Ribu Peserta Hingga Batch III
Tertular Wall Street, IHSG Kian Menyala
Positif! IHSG Siap Jangkau 8.750





