Pengendali Jadi Standby Buyer! INET Akan Right Issue Rp3,2 Triliun

Jajaran amanajemen PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) saat menggelar RUPSLB
EmitenNews.com -PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) resmi menyelengarakan rencana aksi korporasi jumbo berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I) atau Right Issue senilai maksimal Rp3,2 triliun. Aksi ini Merupakan Pengembangan usaha dan juga bisa menyebabkan dilusi kepemilikan hingga 57,14% bagi pemegang saham yang tidak ikut serta.
Dalam keterbukaan informasi terbaru, INET akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 12,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp250 per saham. Rasio rights issue ditetapkan 3:4, artinya setiap pemegang 3 saham lama berhak atas 4 HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu).
Namun, yang membuat aksi ini semakin menarik adalah keseriusan PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara (AKUN) – pemegang saham pengendali dengan 60,62% saham INET – yang tak hanya berkomitmen menyerap seluruh haknya, tapi juga siap menjadi pembeli siaga untuk sisa saham yang tidak diambil investor lain.
Melalui Surat Pernyataan tertanggal 19 September 2025, AKUN menyatakan siap melaksanakan HMETD senilai Rp1,78 triliun dari porsi kepemilikannya dan menjadi pembeli siaga hingga maksimal 5,65 miliar saham atau senilai Rp1,41 triliun jika saham baru tak seluruhnya terserap pasar.
Total potensi injeksi dana dari AKUN dan hasil seluruh dana aksi korporasi ini ke kas INET bisa mencapai lebih dari Rp3,2 triliun, menandakan keyakinan penuh terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
Dana segar hasil rights issue ini akan digunakan untuk mempercepat ekspansi jaringan Fiber To The Home (FTTH) berkecepatan tinggi dengan teknologi Wi-Fi 7. Sebanyak Rp2,8 triliun akan dikucurkan ke anak usaha, GPI, untuk menggaet 2 juta pelanggan baru di Bali dan Lombok.
Selain itu, dana juga dialokasikan untuk:
PFI: Rp213,44 miliar untuk melunasi biaya sewa jaringan kabel bawah laut (IRU) ke PT JMP.
IAB: Rp135 miliar untuk modal kerja pembangunan FTTH di Pulau Jawa.
Sisanya: Untuk pengembangan layanan, pembelian perangkat, pemasaran, pelatihan, dan biaya overhead lainnya.
Sebagai tambahan insentif bagi investor, INET juga akan menerbitkan hingga 3,07 miliar Waran Seri II dengan rasio 25:6, yang bisa dikonversi menjadi saham baru pada periode pelaksanaan 3 Juni 2026 – 1 Desember 2028. Potensi tambahan dana dari waran ini mencapai Rp921,6 miliar.
Tanggal Terakhir Perdagangan Saham dengan HMETD di:
- Pasar Reguler dan Negosiasi : 25 November 2025
- Pasar Tunai : 27 November 2025
Tanggal Mulai Perdagangan Saham Tanpa HMETD:
- Pasar Reguler dan Negosiasi : 26 November 2025
- Pasar Tunai : 28 November 2025
Tanggal Pencatatan dalam DPS yang berhak atas HMETD 27 November 2025
Perdagangan & Pelaksanaan HMETD: 1 – 5 Desember 2025
Perdagangan Waran Seri II: 3 Desember 2025 – 1 Desember 2028
Pelaksanaan Waran Seri II: 3 Juni 2026 – 1 Desember 2028
Bagi investor lama, ini adalah panggilan penting untuk menentukan strategi: ikut rights issue atau menghadapi dilusi hingga 57,14%. Bagi investor baru, ini bisa menjadi peluang emas untuk masuk ke saham digital infrastruktur yang sedang agresif membangun masa depan konektivitas Indonesia.
Pasar pun diprediksi akan mencermati pergerakan saham INET jelang periode HMETD Desember nanti. Apakah harga akan terkoreksi akibat aksi korporasi masif ini, atau justru melonjak karena prospek ekspansi yang menjanjikan.
Related News

Tambang Emas Pani Milik EMAS Diramal Bakal Jadi Raksasa Asia Pasifik

Bos SOLA Rajin Serok Saham Harga Bawah, Ada Apa?

TOTL Beber Rencana Ekspansi, Sahamnya Melambung!

SMSM Kantongi Setoran Dividen Anak Usaha di Malaysia MYR2,5 Juta

Bos NANO Koleksi Saham Saat Harga Turun

ASRM Jadwalkan Pembagian Dividen Saham Rasio 20:1