EmitenNews.com - PT Central Omega Resources (DKFT) sampai 30 September 2022 mencatat laba bersih Rp56,62 miliar. Melesat 246 persen dari posisi sama tahun lalu minus Rp38,69 miliar. Laba per saham dasar menjadi Rp10,35 dari sebelumnya rugi Rp7,07. 


Penjualan Rp535,30 miliar, minus 51 persen dari edisi sama tahun lalu Rp1,10 triliun. Beban pokok penjualan Rp240,38 miliar, meluruh 78 persen dari periode sama tahun lalu Rp1,11 triliun. Laba kotor Rp294,92 miliar, melambung 2.176 persen dari edisi sama tahun lalu minus Rp14,20 miliar. 


Total beban usaha Rp196,89 miliar, bengkak 164 persen dari edisi sama tahun lalu Rp74,47 miliar. Laba usaha Rp98,02 miliar, menjulang 210 persen dari periode sama tahun lalu tekor Rp88,68 miliar. Beban lain-lain bersih Rp36,86 miliar, turun 27 persen dari fase sama tahun lalu Rp51,10 miliar. 


Laba sebelum pajak Rp61,16 miliar, menanjak 143 persen dari posisi sama tahun lalu minus Rp139,78 miliar. Beban pajak bersih Rp23,10 miliar, melesat 176 persen dari edisi sama tahun lalu minus Rp30,32 miliar. Laba tahun berjalan Rp38,06 miliar, melambung 134 persen dari fase sama tahun lalu tekor Rp109,46 miliar. 


Total ekuitas Rp399,27 miliar, naik tipis dari posisi akhir tahun lalu Rp359,03 miliar. Jumlah liabilitas Rp1,90 triliun, naik dari edisi akhir 2021 sebesar Rp1,88 triliun. Total aset Rp2,30 triliun, naik tipis dari fase akhir 2021 sejumlah Rp2,24 triliun.   


Harga bahan baku kokas naik secara signifikan sebagai akibat dari kurangnya ketersediaan stok di pasar telah membebani kinerja keuangan perseroan pada 2021. Nah, untuk menjaga kinerja keuangan 2022, perseroan telah menerapkan strategi dengan mempercepat pelaksanaan kegiatan maintenance dan overhaul seluruh mesin di smelter, sambil menunggu turunnya harga dan kelancaran suplai bahan baku kokas di pasar. 


Strategi itu, berdampak positif pada kinerja keuangan periode kuartal III-2022. Itu terefleksi dari capaian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortisation (EBITDA) sebesar Rp228 miliar. Capaian itu, meningkat 3.521 persen dibanding capaian periode sama tahun lalu minus Rp6,6 miliar. (*)