EmitenNews.com - Chandra Asri Petrochemical (TPIA) sampai kuartal III-2023 mencatat pendapatan bersih USD1,66 miliar. Posisi EBITDA mencapai USD108,9 juta, atau naik 881 persen lebih tinggi dari posisi sama tahun lalu USD11,1 juta.


”Meski kami menghadapi siklus penurunan di kuartal III-2023, kami bisa pertahankan neraca kuat pada 30 September 2023," tutur Suryandi, Direktur Sumber Daya Manusia & Urusan Korporat Chandra Asri, dalam keterangan resmi, Minggu (29/10).


Perusahaan juga berhasil mempertahankan posisi likuiditas USD2,34 miliar per kuartal III-2023. Likuiditas itu, kata dia, terdiri dari kas dan setara kas USD823 juta, surat berharga USD1,09 miliar, dan fasilitas kredit revolving berkomitmen tersedia USD415 juta.


Adapun total aset perseroan mencapai USD4,99 miliar per kuartal III-2023, naik tipis 1,4 persen dari posisi kuartal IV-2022 sejumlah USD4,92 miliar. Suryandi menegaskan, meski ada ketidakpastian geopolitik, dan harga energi, perseroan tetap memprediksi positif prospek jangka panjang, dan secara tekun menjalankan rencana ekspansi dengan fokus, dan disiplin sembari memperkuat rantai nilai industri di Indonesia. 


Selama kuartal III-2023, Chandra Asri bekerja sama dengan BRI untuk menyediakan fasilitas pembiayaan bagi pelanggan domestik Chandra Asri. Fasilitas pembiayaan itu, diberikan untuk mendongkrak volume transaksi grosir sekaligus mendukung fokus Indonesia meningkatkan industri hilir melalui optimalisasi pengolahan bahan baku dalam negeri berkelanjutan.


Baru-baru ini, Chandra Asri telah menandatangani Letter of Intent (LoI) bersama Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk mendukung pengembangan hilirisasi aluminium sekaligus mewujudkan percepatan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) nasional. Kerja sama itu, meliputi potensi penyediaan pasokan kaustik soda basah menjadi bahan baku utama produksi aluminium, dan komponen battery pack untuk EV oleh anak usaha Chandra Asri, yaitu PT Chandra Asri Alkali (CAA), kepada Inalum dengan volume hingga 120 ribu metrik ton (MT) per tahun. 


Selain itu, Inalum juga tengah menelaah potensi penyertaan ekuitas di CAA hingga 10 persen. Chandra Asri, dan Inalum berupaya memfasilitasi pertumbuhan industri midstream, dan hilir aluminium, khususnya untuk kendaraan listrik dalam negeri. “Inisiatif ini juga sejalan komitmen perusahaan menjadi mitra pertumbuhan secara efektif menjawab tantangan permintaan domestik, dan mempertahankan industri hilir Indonesia," ucap Suryandi.


Suryandi melanjutkan Chandra Asri berkomitmen menciptakan ekosistem lebih asri melalui inisiatif end-to-end plastic waste management. Inisiatif berhasil meraih rekognisi tingkat ASEAN itu, telah dijalankan secara berkelanjutan perseroan, dan menjadi bukti komitmen kuat Chandra Asri dalam memberi solusi terhadap permasalahan sampah plastik di Indonesia. 


Chandra Asri juga berhasil mempertahankan status sebagai perusahaan risiko rendah menurut Sustainalytics dengan peningkatan tingkat risiko ESG dari 17,7 menjadi 16,6. "Saham kami masih tercatat dalam jajaran IDX ESG Leaders yang diumumkan Bursa Efek Indonesia (BEI)," tegasnya. (*)