EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Jumat (11/2) dibuka melemah mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang dipicu oleh rilis data inflasi AS yang keluar lebih tinggi dari estimasi.


Lebih dari 85% saham dalam indeks S&P 500 mengalami penurunan harga karena investor mempertanyakan bagaimana korporasi mengatur strategi menghadapi tingkat inflasi yang tinggi di seluruh penjuru dunia.


"Investor juga melakukan kalibrasi ulang portofolio mereka dengan mempertimbangkan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) akan memperketat kebijakan moneter secara lebih agresif," ulas analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.


Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index atau CPI) AS melonjak 7.5% Y/Y bulan lalu, tertinggi dalam 40 tahun. Inflasi bulan Januari ini lebih tinggi dari estimasi kenaikan 7.3% Y/Y dan lebih cepat dari pertumbuhan 7.0% Y/Y di bulan Desember. Data ini juga menandakan bahwa inflasi sudah tumbuh lebih dari 6% selama 4 bulan beruntun.


Inflasi inti (core CPI) lompat 6.0% Y/Y, tertinggi sejak Agustus 1982 dan menyusul kenaikan 5.5% Y/Y di bulan Desember.


Reaksi terhadap lonjakan inflasi tidak hanya terjadi di pasar saham. Di pasar obligasi imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) naik menjadi 2.05% dari 1.93%. Ini adalah untuk pertama kali sejak 1 Agustus 2019 yield berada di atas 2%.


Menurut Dustin selain karena data inflasi lonjakan yield juga didorong oleh komentar dari Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard yang mengatakan data inflasi bulan Januari ini justru membuatnya semakin tegas (hawkish) dengan menginginkan kenakan suku bunga acuan sebesar 1% sebelum bulan Juli 2022.


"Pelaku pasar derivatif melihat adanya 95.7% probabilitas bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 0.50% pada pertemuan kebijakan bulan depan. Padahal sehari sebelumnya, probabilitas hal itu terjadi masih sebesar 24%," imbuhnya.


Namun para pakar ekonomi yakin Federal Reserve tidak akan mengambil langkah yang terlalu agresif. Para pakar ekonomi meramalkan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar 0.25% paling tidak sebanyak 7 kali di tahun ini.


Untuk perdagangan di BEI hari ini Phillip Sekuritas memperkirakan IHSG cenderung bearish di rentang 6.800-6.860. Berikut data teknikal saham yang direkomendasikan.


FILM
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 950-955
Target Price 1 : 1015
Target Price 2 : 1045
Stop Loss : 885


ISAT
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 5625-5650
Target Price 1 : 5775
Target Price 2 : 5850
Stop Loss : 5475


JPFA
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 1600-1605
Target Price 1 : 1640
Target Price 2 : 1660
Stop Loss : 1565.(fj)