EmitenNews.com - PT Bank Pembangunan Daerah Banten (BEKS) serius meningkatkan kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan manajemen risiko. Itu dilakukan melalui implementasi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
Tercatat sejak 1 Januari 2020, Bank Banten mengimplementasikan PSAK No. 71 mengenai instrumen keuangan. Salah satunya mengenai metode ekspektasi kerugian kredit dalam meningkatkan kualitas informasi termasuk poin penting tentang pencadangan atas penurunan nilai aset keuangan berupa piutang, pinjaman, atau kredit (CKPN).
Standar baru hitungan akuntansi ini mengubah secara mendasar metode penghitungan dan penyediaan cadangan kerugian akibat kredit macet. Berdasar hasil audit laporan keuangan Bank Banten tahun 2020, Bank Banten membukukan CKPN Rp691,622 miliar menjadi menjadi Rp.821,577 miliar dari periode sama 2019 di kisaran Rp126,955 miliar.
Saat bersamaan, solvabilitas Bank Banten juga mengalami perbaikan dengan meningkatnya rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) dari 9,01 persen pada 2019 menjadi 34,75 persen pada 2020. Menyusul peningkatan indikator permodalan itu, sejatinya Bank Banten memiliki kemampuan lebih baik dalam pengelolaan risiko dan menunjang kelanjutan usaha sebagai salah satu Bank Pembangunan Daerah.
Perlu dicatat, berdasar data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), rata-rata KPMM Bank Umum Konvensional per Desember 2020 adalah 23,89 persen. Jadi, secara umum kinerja permodalan Bank Banten berada di atas rata-rata industri!
Merespons itu, Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin menyebut implementasi PSAK 71 wujud nyata keseriusan perusahaan meningkatkan penerapan tata kelola dan memastikan Bank Banten memenuhi standar serta ketentuan berlaku sektor perbankan.
Selain peningkatan tata Kelola dan permodalan, Bank Banten juga berhasil menurunkan beban umum dan administrasi 2,02 persen menjadi Rp175,63 miliar dari periode sama 2019 di kisaran Rp179,26 miliar. Memangkas beban tenaga kerja 8,03 persen menjadi Rp119.005 miliar dari edisi sama 2019 di level Rp129,400 miliar. ”Kami berharap, dengan struktur keuangan lebih baik, Bank Banten akan menjadi salah satu bank pembangunan daerah terdepan dan terpercaya,” harapnya. (*)
Related News

WSBP Raih Kontrak Baru Rp295 M, 60% dari Proyek di Luar Grup

Menanjak 185 Persen, Laba INPP Kuartal I-2025 Tembus Rp382 Miliar

Industri Bergairah, SBMA Kuartal I-2025 Catat Penjualan Rp32 Miliar

Surplus 37 Persen, CTRA Kuartal I-2025 Koleksi Laba Rp660 Miliar

Laba Melesat 34 Persen, Kuartal I-2025 BABP Defisit Rp598 Miliar

Buyback, STA Resources (STAA) Alokasikan Belanja Rp200 Miliar