EmitenNews.com - PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) melaporkan Pendapatan kuartal I tahun 2024 sebesar Rp744 miliar. Jumlah itu, hampir setara dengan Pendapatan tahun sebelumnya periode sama. Meskipun pertumbuhannya stagnan, Laba Bersih Perseroan masih bertumbuh sebesar 23% dari Rp121 miliar di kuartal I tahun 2023 menjadi Rp149 miliar. 

Dalam keterangannya Selasa (30/4/2024), Direktur Utama IMPC, Haryanto Tjiptodihardjo mengungkapkan, memasuki kuartal II, Manajemen Perseroan memandang kondisi ekonomi masih belum optimal. 

“Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, serta kondisi geopolitik global yang memburuk dapat mengganggu pasokan dan harga bahan baku. Dalam memitigasi situasi ini, kami senantiasa melakukan upaya manajemen stok yang baik,” kata Haryanto Tjiptodihardjo.

Untuk mencapai target Pendapatan senilai Rp3,15 triliun dan target Laba Bersih senilai Rp550 miliar, Perseroan masih gencar mencari peluang-peluang baru. Itu dilakukan, baik melalui akuisisi maupun inovasi produk baru yang diharapkan dapat memberikan kontribusi di semester II tahun 2024.

Perseroan mencatatkan Pendapatan Kuartal I tahun 2024 (1Q24) sebesar Rp744 miliar, hampir sama dengan realisasi tahun lalu. Laba Kotor Perseroan bertumbuh YoY sebesar 4,1% dari Rp303 miliar di 1Q23  menjadi Rp315 miliar di 1Q24. 

Perseroan tetap mampu meningkatkan Margin Laba Kotor dari 40,7% di 1Q23 menjadi 42,4% di 1Q24. Hal ini didukung oleh pengelolaan pasokan bahan baku yang baik dan efisiensi operasional.

Perseroan membukukan Laba Usaha senilai Rp204 miliar di 1Q24, naik 18,2% YoY dari tahun sebelumnya sebesar Rp173 miliar. Margin Laba Usaha turut naik dari 23,2% di 1Q23 menjadi 27,5% di 1Q24. Laba Bersih 1Q24 Perseroan meningkat 23,0% YoY dari Rp121 miliar di tahun lalu menjadi Rp149 miliar. 

Sejalan dengan kenaikan Margin Laba Kotor, Margin Laba Bersih Perseroan juga  meningkat dari 16,2% di 1Q23 menjadi 20,0% di 1Q24. 

EBITDA Perseroan di 1Q24 mencapai Rp232 miliar, bertumbuh 15,9% YoY dari 1Q23 yang senilai Rp201 miliar. Margin EBITDA ikut bertumbuh dari 27,0% menjadi 31,2%.

Neraca Perseroan masih menunjukkan kondisi keuangan yang sehat. Rasio EBITDA terhadap Beban Bunga mengalami peningkatan dari 25,4x di 1Q23 menjadi 32,3x di 1Q24. Sementara rasio Utang terhadap EBITDA Perseroan menurun dari 2,4x di tahun lalu menjadi 1,8x. ***