Profit Taking, IHSG Kembali Tertekan

Petugas kebersihan menyisir teras depan area Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWAi
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street ditutup bervariasi mayoritas melemah. Itu setelah ada sinyal The Fed belum siap melakukan pemangkasan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Otoritas moneter tertinggi Amerika Serikat (AS) tersebut masih mengevaluasi dampak penerapan kebijakan tarif lebih tinggi terhadap angka inflasi.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan tugas The Fed menjaga inflasi jangka panjang tetap stabil, dan mencegah lonjakan harga. Sebab kalau terjadi sekali saja, bisa menjadi masalah berkelanjutan. Kebijakan tarif lebih tinggi mulai terlihat pada harga beberapa barang tetapi dampaknya secara keseluruhan terhadap aktifitas ekonomi, dan inflasi masih perlu untuk dilihat.
Koreksi indeks bursa Wall Street seiring pelemahan harga mayoritas komoditas, dan aksi jual investor asing berlanjut diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Sementara itu, investor juga akan mencermati laporan keuangan emiten untuk periode kuartal kedua tahun ini. Oleh karena itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahan.
Sepanjang perdagangan hari ini, Kamis, 31 Juli 2025, indeks akan menyusuri kisaran support 7.470-7.390, dan resistance 7.630-7.710. Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia, merekomendasikan saham (EMTK), (PANI), (GOTO), (ASSA), (BUKA), dan (SIDO) sebagai jujukan koleksi. (*)
Related News

Generasi Muda Berperan Angkat Batik Lewat Fesyen dan Konten Digital

IHSG Ditutup Anjlok 0,86 Persen ke Level 7.484

Genjot Lifting Migas, Bahlil Kebut Izin Yang Masih Berproses

IHSG Turun 0,38 Persen di Sesi I, Saham Merdeka Grup di LQ45 Rontok

Rawan Lanjut Koreksi, IHSG Susuri Level 7.470

IHSG Tertekan, Borong Saham ADRO, BUKA, dan MBMA