EmitenNews.com - Kementerian Pertanian mempromosikan produk pertanian Indonesia dalam kegiatan One Day with Indonesian Coffee, Fruits, Floriculture, Livestock and Veterinary Product (ODICOFF). Acara ini digelar secara serentak di 10 negara, salah satunya Uni Emirat Arab (UEA). Produk pertanian Indonesia disukai kalangan internasional. Salah satunya komoditas kopi. Di antaranya, Kopi Toraja, kopi Gayo, Kopi Lintong, Kopi Mandailing, dan lainnya jadi favorit.


Dalam keterangannya yang dikutip Rabu (1/12/201), Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, bersyukur atas keberhasilan muhibah tim Kementan tersebut.


“Alhamdulillah pelaku usaha di UEA sangat berminat dengan produk pertanian Indonesia. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi atas kerja sama yang terjalin ini," ujar Nasrullah, Dirjen PKH Kementan, sekaligus pimpinan rombongan Delegasi Indonesia.


Ditjen PKH Kementan berhasil menjalin kerja sama dengan delapan perusahaan yang tertarik pada produk peternakan dan pertanian Indonesia dalam upaya peningkatan perdagangan komoditas pertanian Indonesia. Hal itu selaras dengan program Kementerian Pertanian Gerakan Tiga kali lipat ekspor (Gratieks). Nilai dagang atas kontrak dan kerja sama ini mencapai Rp1,01 triliun.


Kontrak kerja sama tersebut, antara lain Lulu Group UEA (dua transaksi), Faizrs Impex, Epicstar Foodstuff Group of Company, Barakat, Fresh Fruit Company, IRAS MAA Trading House of Indonesia, High Casco Kristasankalp (dua transaksi), dan Nusantara Coffee.


Kerja sama komoditas peternakan, yaitu Lulu Group UEA dengan Malindo dan PT Raja Jeva untuk produk olahan unggas. Kemudian, Faizrs Impex (Private Limited) dengan PT Nutricell Pacific Indonesia kerja sama untuk nutrisi dan obat hewan.


Menurut Nasrullah, selain produk pertanian, produk peternakan baik produk olahan seperti nugget, juga diminati pasar UEA, yang mulai dipasarkan tahun 2022. Obat hewan dari PT Nutricell juga sudah dapat masuk ke UEA.


Sebelumnya Delegasi Indonesia melakukan pertemuan Bilateral dengan Ministry Of Climate Change and Environment (MoCCaE) Uni Emirat Arab (UEA) yang dipimpin oleh Direktur Pengembangan dan Kesehatan Hewan MoCCaE UEA, Majd Harbawi. Pada kesempatan tersebut kedua belah pihak membahas mengenai regulasi ekspor dan telah menyetujui beberapa jenis produk peternakan yang akan masuk ke UEA.


Untuk produk peternakan Indonesia yang akan diekspor dan dipasarkan di UEA sebelumnya harus melengkapi persyaratan sebagaimana yang tertera di website MoCCaE.


Untuk urusan produk pertanian, Indonesia diakui bisa bersaing. Buktinya, Indonesia menjadi negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Berdasarkan data International Coffee Organization (ICO) pada tahun 2020, Indonesia berkontribusi sebesar 7,04 persen dari total produksi kopi di dunia.


Kopi Gayo, Kopi Lintong, Kopi Mandailing, Kopi Jawa, Kopi Luwak, Kopi Kintamani Bali, Kopi Toraja, dan Kopi Flores atau Bajawa, telah menjadi ikon juara kopi Indonesia. Kopi-kopi tersebut telah diekspor ke berbagai negara di seluruh dunia, seperti Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, dan Eropa.


Nasrullah membeberkan data, pada tahun 2019/2020 tercatat volume ekspor kopi Indonesia sebanyak 6,73 juta ton yang telah menjadikan Indonesia sebagai eksportir kopi terbesar keempat di dunia. "Rasa dan karakteristik kopi Indonesia unik. Misalnya, rasa bersahaja dari Toraja Arabica, pedas dan harum dari Java Preanger Arabica, serta rasa kaya dari Bajawa Flores Arabica, mari kita coba."


Selain kopi, potensi Indonesia pada produk pertanian lainnya juga positif. Terutama buah-buahan tropis seperti manggis, salak, mangga, jambu biji, pisang, nanas, semangka, durian, melon, dan alpukat, serta produk buah kering olahan.


Ditjen PKH juga memperkenalkan potensi tanaman hias Indonesia. Indonesia setidaknya memiliki 220 jenis tanaman hias yang berkembang, seperti anggrek, krisan, tulip, melati, dracaena, heuchera, mawar, lily, flamboyan, dan banyak lagi.


Sejauh ini, nilai ekspor tanaman hias Indonesia di seluruh dunia berada di angka USD4,5 juta, hanya 0,1 persen dari pangsa pasar global (market share). Singapura, Belanda, dan Thailand telah menjadi tiga tujuan ekspor utama terbesar tanaman hias Indonesia.


"Kami berharap di acara hari ini akan dapat meningkatkan preferensi konsumen UEA pada tanaman hias Indonesia yang pada akhirnya akan meningkatkan ekspor Indonesia ke UEA," kata Nasrullah. ***