Prospek Negatif, Surat Utang Integra Indocabinet (WOOD) Sandang Peringkat idA-

EmitenNews.com - Integra Indocabinet (WOOD) mengantongi peringkat idA- dengan prospek negatif. Rating itu, juba berlaku untuk Obligasi Berkelanjutan I/2021 Tahap I Seri B senilai Rp407,82 miliar. Dan, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I/2021 Tahap I Seri B senilai Rp97,5 miliar akan jatuh tempo pada 14 April 2024.
Perusahaan berencana melunasi surat utang dari hasil operasi bisnis, dan sumber pendanaan eksternal lainnya. Itu dengan nilai seharusnya memadai untuk melunasi kewajiban keuangan akan jatuh tempo. Peringkat perseroan idA- dengan prospek negatif, obligasi idA-, dan sukuk idA-(sy), terakhir ditetapkan pada 12 Desember 2023.
Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan kuat dibanding obligor Indonesia untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.
Tanda kurang (-) menunjukkan peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan. Akhiran (sy) memiliki makna peringkat mempersyaratkan pemenuhan prinsip Syariah. Integra Indocabinet didirikan pada 1989, dan bergerak bidang manufaktur berbagai jenis produk berhubungan dengan kayu, seperti furnitur dan komponen bangunan.
Lebih dari 80 persen produk Integra Indocabinet untuk ekspor. Sedang sisanya didistribusikan secara lokal. Perusahaan memiliki empat fasilitas produksi seluruhnya berlokasi di Jawa Timur. Per 30 September 2023, pemegang saham perusahaan terdiri dari PT Integra Indo Lestari 71,05 persen, dan publik 28,95 persen. (*)
Related News

Disebut Mau IPO, Anak Usaha EMTK Grup Lapor Kinerja Keuangan Terbaru!

Investor Singapura Divestasi Rp196,5 Juta di ITSEC Asia (CYBR)

DKHH Genap 5 Tahun, Ekspansi Layanan Kesehatan Masyarakat

RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) Besok! Alexandra Askandar Dirut Baru

Makin Boncos, WMPP Semester I-2025 Defisit Rp1,48 Triliun

Drop 22 Persen, Emiten HT (BMTR) Medio 2025 Raup Laba Rp328 Miliar